Hari ini adalah Tanggal 31 Agustus, hari terakhir di bulan Agustus. Selama bulan Agustus kita merayakan bulan seni dan budaya gereja yang mengingatkan kita betapa kayanya negara kita dalam budaya dan kesenian. Di bulan Agustus ini juga kita juga bersyukur untuk HUT ke-37 GKI dan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-80. Di dalam ungkapan rasa syukur atas kemerdekaan bangsa dan negara kita, terselip rasa kecewa atas berbagai persoalan negara kita akhir-akhir ini. Persoalan hukum, politik, sosial, ekenomi, kerusakan alam dan ketidakdilan membuat kita menutup bulan Agustus ini dengan perasaan galau. 

Secara manusiawi kita dapat pesimis dengan kondisi bangsa dan negara kita, namun secara iman kita mampu tetap optimis, sebab kita percaya Tuhan tidak meninggalkan negara ini. Sehingga kita dapat tetap menutup bulan ini dengan kebahagiaan. Kebahagiaan bukan karena kondisi kehidupan tapi karena kita miliki relasi yang baik dengan Tuhan. Relasi yang didasari pada sikap takut akan Tuhan dan patuh terhadap peraturan-peraturanNya. 

Pemazmur mengatakan berbahagialah orang yang takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan bukanlah rasa takut yang negatif, melainkan sikap hormat dan ketaatan kepada FirmanNya. Mazmur 112 mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati bukan berasal dari kenikmatan duniawi tetapi berasal dari takut akan Tuhan dan menaati perintahNya. Orang yang takut akan Tuhan pasti bahagia karena Tuhan menjaga dan melindunginya. Orang yang takut akan Tuhan sadar bahwa kebahagiaan tidak ditentukan oleh harta tapi oleh relasi yang baik dengan Sang sumber berkat yaitu Tuhan. Orang yang hidup dalam ketaatan kepada Tuhan akan menerima berkat bukan hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi keturunannya. Serta menjadi saluran berkat bagi sesama. Orang yang takut akan Tuhan pasti miliki belas kasih kepada sesama dan berani menghadapi berbagai persoalan kehidupan.

Pemazmur meyakini benar untuk takut akan Tuhan dan menaati peraturanNya bukanlah hal yang mudah, banyak tantangan dan kesulitan yang dihadapi oleh kita yang bersungguh-sungguh takut akan Tuhan. Namun kesulitan-kesulitan tersebut tidak akan berlangsung lama, karena itu pemazmur mengatakan, “Di dalam gelap terbit terang” bagi orang yang takut akan Tuhan. Di dalam gelapnya persoalan hidup, terang Tuhan akan bercahaya dalam hidup kita. Sehingga kita dapat menjadi terang dan memancarkan kebahagiaan bagi sesama. Maka mari kita menutup bulan ini dengan kebahagiaan bukan karena kondisi kehidupan tapi karena relasi kita yang baik dengan Tuhan dan sesama. Selamat berbahagia bagi mereka yang takut akan Tuhan. Amin. (RP)