Download Tata Ibadah Jadwal Kebaktian Lihat Arsip

Jadwal Kebaktian : Minggu 24 Mei 2020

"SEHATI DALAM DOA"

——— Kisah Para Rasul 1:6-14

C. van den Berg, dalam salah satu bukunya, “Sungguh Merekalah Umat-Ku”, menjelaskan bahwa sebenarnya sulit sekali membuat orang-orang yang begitu saling berbeda menjadi sehati. Demikian pula dalam kehidupan para murid Tuhan Yesus. Satu-satunya yang tetap dapat mempersatukan mereka adalah perintah Tuhan Yesus yang melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa. “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (ayat 8).Berdasarkan itu, dinyatakan dalam ayat 14, ”Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.” Demikianlah catatan Lukas setelah peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke surga. Perselisihan-perselisihan yang dulu terjadi di antara para murid, yang kadang-kadang juga sangat menyusahkan hati Yesus, sekarang sudah sirna. Mereka berubah menjadi bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama yang sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk penggenapan janji Tuhan. Kata “sehati” dalam bahasa aslinya homothymadón dari kata homo yang artinya "sama" dan kata thymós, yang artinya "gairah", bisa juga diartikan sebagai hasrat, semangat, keinginan, pikiran dan kesepakatan. Adanya kesamaan yang demikian dari para murid, maka terciptalah kesatuan di antara mereka. Itulah karya Allah dalam diri para murid yang telah bersama-sama menerima Firman-Nya. 

Ada hal menarik yang penting untuk kita perhatikan, ketika para murid menantikan penggenapan janji Tuhan  itu,yaitu bahwa mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama. Hal itu merupakan tindakan iman yang menjadi kesaksian yang Tuhan Yesus rindukan. Doa bukan hanya dengan ketekunan dalam kesungguhan sebagai wujud penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, namun juga disertai dengan kesehatian dari orang-orang yang berdoa. Karena, doa bukanlah persekutuan biasa melainkan persekutuan dalam Tuhan dan sesama. Ketekunan saja dalam doa belumlah cukup, kalau tidak ada kesehatian. Dalam bukunya ”Life Together”, Bonhoeffer menyatakan: ”Kehadiran jasmani orang Kristen lainnya merupakan sumber sukacita dan kekuatan tak tertandingi bagi orang percaya. Seorang Kristen memerlukan seorang Kristen lainnya. Itulah persekutuan sejati.” Apa yang membuat kesaksian hidup orang-orang Kristen mula-mula begitu luar biasa? Jawabannya adalah karena mereka bertekun dengan sehati dalam doa bersama.

Bagaimana kita merefleksikan kehidupan para murid setelah peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke surga dalam hidup bergereja selaku para murid Tuhan saat ini di sini? Saat kita bersama-sama dengan semua penduduk dunia, masih menghadapi pandemi Covid-19? Gereja sebagai persekutuan murid Tuhan Yesus dipanggil untuk melaksanakan pekerjaan Tuhan melalui kesaksian hidupnya.Hal itu bukan hanya tampak dari ketekunan berdoanya saja untuk terus kuat dan berjuang menghadapi pandemi covid-19, namun juga harus terus dibarengi dengan kesehatian dari anggota-anggotanya. Ketekunan dengan sehati dalam doa menjadi kesaksian yang indah sebagai murid-murid Tuhan Yesus. Sebaliknya, ketika masih ada ketidaksehatian atau perpecahan di antara anggota-anggota gereja, bagaimana kesaksian hidup sebagai murid Tuhan bisa dinyatakan dengan baik dan memberikan dampak dalam kehidupan bersama? Karena itu, mari kita lanjutkan kehidupan kesaksian kita dibarengi oleh sikap bertekun dengan sehati dalam doa bersama. Bahkan, marilah kita menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia bersama-sama dengan umat beragama lainnya, Indah sekali pada hari Kamis 14 Mei 2020 yang lalu telah dilaksanakan doa kebangsaan dan kemanusiaan oleh Presiden dan Wakil Presiden RI bersama dengan tokoh-tokoh nasional dan tokoh-tokoh lintas-agama di tempat yang berbeda-beda. Semuanya bertekun dengan sehati dalam doa bersama menghadapi pandemi Covid-19. Semuanya menyatu untuk saling menolong dan menopang satu sama lainnya tanpa melihat perbedaan. Marilah Saudara, dalam hidup kesaksian kita, kita terus bertekun dengan bersehati dalam doa bersama-sama. Tuhan beserta kita semua dan seluruh bangsa Indonesia. Amin (WIT).

Pelayan Kebaktian