Apa yang Saudara lakukan ketika mengalami peristiwa yang tak terduga? Tampaknya, reaksi pertama bukan langsung senang atau sedih, melainkan terkejut. Ekspresi terkejut pun beragam: ada yang berteriak, melompat, terdiam sejenak, atau melongo tanpa kata. Setelah itu, biasanya kita butuh waktu tertentu untuk memproses, apalagi memaknai, apa yang sebenarnya terjadi. Barulah kemudian muncul perasaan senang, sedih, takut, atau perasaan lainnya.

Keterkejutan itu jugalah yang dialami oleh para perempuan dan murid Yesus saat mereka menghadapi kenyataan yang benar-benar melampaui nalar: Yesus bangkit! Dalam Lukas 24:1-12, diceritakan bahwa para perempuan termangu-mangu karena terkejut saat tidak menemukan Yesus di kubur. Setelah berjumpa dengan malaikat, mereka mengingat dan mengabarkan kepada para murid. Lalu, giliran para murid yang terkejut. Keterkejutan mereka tampak dalam ketidakpercayaan terhadap perkataan para perempuan. Petrus sendiri berlari menuju kubur Yesus. Keterkejutan para murid bukanlah seperti seorang anak yang tiba-tiba diberi orang tuanya hadiah yang ia impikan. Sukacita belum hadir. Mereka hanya mengetahui mayat Yesus tidak ada lagi. Kebangkitan yang pernah dikatakan-Nya mungkin mulai mereka ingat, tetapi masih sulit untuk diterima akal. Mereka berada di antara keterkejutan dan pemahaman, keputusasaan dan harapan. Inilah dinamika iman yang terjadi di seputar kisah kebangkitan Yesus.

Menariknya, dinamika iman karena peristiwa tak terduga bukan hanya kisah mereka, tetapi kisah kita. Ketika peristiwa tak terduga itu hadir, kita memang bisa bersukacita jika peristiwa itu sesuai harapan. Namun, jika tak sesuai harapan, kita pun bisa gamang, ragu, hilang arah, bahkan sulit untuk mencerna dan memaknainya sebagai karya Allah. Ya, cara kerja Allah sungguh misterius! Seorang teman pernah bertanya, “Memang ada cara kerja Allah yang terduga?” Rasanya, tidak ada. Sekalipun saat semua terjadi persis sesuai rencana kita, bukankah itu pun cara kerja Allah yang tidak terduga? Terlebih lagi jika yang terjadi di luar rencana, semakin nyatalah bahwa karya Allah sungguh tak terduga. Oleh karena itu, meski kita tidak memahami seutuhnya, kita diundang untuk ingat akan janji Nya, sebagaimana para perempuan di kubur yang baru memahami saat mereka teringat akan perkataan Yesus.

Sebagai manusia yang terbatas, tentu kita membutuhkan waktu untuk mencerna cara kerja Allah yang tak terduga. Maka, ketika kita mengalami ketidakterdugaan dalam hidup kita, ambillah waktu sejenak. Coba rangkai satu per satu kejadian hidup kita. Rasakan kehadiran Allah di dalamnya dan renungkan, “Apa yang ingin Allah katakan melalui setiap kejadian ini?” Nikmati dan maknai setiap momen tak terduga yang Allah hadirkan. Meski terkadang tak sesuai harapan, itulah karya-Nya dalam hidup kita yang sebenarnya memberikan pengharapan.

Maka, dalam aktivitas Paskah tujuh minggu ke depan, pada daun kertas yang telah disediakan, kita diundang untuk menuliskan pengalaman tentang karya Allah yang tak terduga dan membawa harapan. Kiranya karya Allah yang tak terduga itu tidak hanya mengejutkan, tetapi menjadi kesaksian bahwa kebangkitan-Nya membawa kehidupan dalam diri kita. Selamat Paskah! (EA)