Dalam kehidupan ini, kita tak pernah lepas dari berbagai aturan. Bahkan hampir semua aspek kehidupan kita, ada aturan yang membatasinya. Aturan bermasyarakat, aturan berlalu-lintas, aturan keagamaan, aturan di tempat kerja, aturan di sekolah atau kampus, dan berbagai aturan lain, termasuk aturan dalam keluarga atau rumah tangga. Mengapa di hampir seluruh lingkup kehidupan ada aturan? Apa fungsi aturan dalam kehidupan  ini? Secara umum, setidaknya aturan memiliki fungsi untuk: mengatur kehidupan masyarakat (hidup bersama); agar keamanan dan ketertiban lebih terjaga; terciptanya kedamaian; menjaga harmoni  mewujudkan kerukunan.

Bacaan Alkitab kita hari ini, memperhadapkan kita dengan berbagai aturan menurut hukum Taurat dan perspektif Tuhan Yesus terhadap berbagai aturan itu. Tuhan Yesus tidak mengatakan bahwa semua aturan itu tidak perlu atau kurang baik. Semua baik. Bahkan penghilangan satu bagian terkecil pun dari hukum Taurat itu membuat siapa pun yang melakukannya akan menempati tempat yang paling rendah dalam Kerajaan Sorga. Namun Tuhan Yesus menawarkan standar yang lebih tinggi.

Tuhan Yesus tidak bicara soal boleh atau tidak boleh. Boleh atau tidak boleh adalah level terendah dari suatu pelaksanaan aturan. Tuhan Yesus justru mengajak setiap kita untuk melihat suatu tindakan dari perspektif baik atau tidak baik jika itu kita lakukan. Aturan adalah baik. Tetapi setiap pengikut Kristus tidak dikehendaki sekadar mengikuti aturan. Kita dikehendaki hidup dengan standar yang lebih tinggi. Kita dikehendaki untuk menjaga hati, melakukan segala sesuatu dengan mengingat pada kekekalan. Mengaitkan setiap ucapan dan tindakan, bahkan motif terdalam, dengan keberadaan serta kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Sehingga semua yang tidak dibolehkan itu tidak dilakukan bukan karena tidak boleh, tetapi karena dalam kesadaran dan hikmat mengerti bahwa semua itu tidak baik jika dilakukan.

Melakukan aturan tentu baik. Namun sekadar melakukan aturan bukan tingkat kehidupan yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus menghendaki kita semua memiliki standar yang lebih tinggi daripada sekadar mengikuti atau melaksanakan aturan, sekadar melakukan yang boleh dan tidak melakukan yang tidak boleh. Tuhan Yesus menghendaki, setiap kita digerakkan oleh kesadaran dari diri sendiri, mengingat siapa kita di hadapan Tuhan, dan dengan itu kita lakukan semua yang baik dan benar yang berkenan kepada Tuhan, dan tidak melakukan semua hal yang dalam hikmat dan kesadaran kita, Tuhan tidak berkenan. Boleh atau tidak bolehnya tidak datang dari luar diri kita, melainkan hasil perenungan serta pergumulan kita dalam relasi kita dengan Tuhan dan sesama.

Selamat melihat serta menjalani aturan dalam perspektif Tuhan Yesus Kristus. (JWP)