Kaum muda pada masa sekarang ini sedang menjadi pusat perhatian dalam bidang politik, ekonomi, sosial dunia. Bahkan media-media meliput hadirnya orang-orang muda dalam daftar puncak orang berpengaruh, berprestasi, dan terkaya di dunia. Tak terkecuali, kaum muda di Indonesia pun hadir memberikan talentanya, mulai dari zaman Soempah Pemoeda tahun 1928 hingga kini, generasi milenial. Salah seorang kaum muda Indonesia, Nadiem Makarim, bahkan menjadi pendiri dari Go Jek, satu dari empat start up unicorn (gelar yang diberikan kepada sebuah perusahaan rintisan milik swasta yang memiliki nilai kapitalisasi lebih dari 1 miliar US$).

Bagaimana dengan kaum muda kita, umat percaya yang bersekutu dalam lingkup jemaat GKI KB? Ya, kita pun turut berpartisipasi memunculkan kaum muda sebagai bagian dari pemimpin saat ini. Hal ini telah kita lakukan saat menahbiskan seorang Pendeta muda, Pendeta DWE (inisial dari Pendeta Daniel Bani Winni Emma) pada 24 September 2018 yang lalu. Bahkan tidak hanya itu saja, Pada hari Minggu ini, GKI Kebayoran Baru merayakan pekan anak. Salah satu tujuan pekan anak ini adalah mengajak dan merangkul kaum anak dalam liturgi serta secara khusus melibatkan mereka sebagai petugas liturgi. Hal ini sangat perlu dilakukan sebagai respon kita atas refleksi dan perenungan pesan dari sapaan Firman Tuhan hari Minggu ini.

Pada bagian lain dari Firman Tuhan, rasul Paulus menulis surat kepada Timotius demikian, “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu” (1Tim 4:12). Hal ini pun pernah dialami oleh Yeremia, ketika disapa dan dipanggil oleh Tuhan demikian: “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa” (Yer 1:5).

Menjadi nabi dalam usia belia bukanlah impian banyak orang, oleh karena nabi bukanlah figur popular. Seorang nabi memiliki tugas sebagai “juru bicara” Tuhan dan juga pelaku Firman-Nya. Seperti Yeremia, umat Tuhan sekarang ini dipanggil untuk menjadi nabi masa kini dengan melayani dan mewartakan kebenaran-Nya. Lagi-lagi, seperti Yeremia, kita pun secara manusiawi pertama-tama akan menjawab panggilan Tuhan demikian: "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda" (Yer 1:6). Namun Tuhan berfirman: “Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN" (Yer 1:9). Berpegang pada janji Tuhan sudah cukup. Marilah kita memberi diri untuk melayani Dia, yang telah memanggil kita sejak dalam kandungan. Sehingga kita dapat menjadi kaum muda yang berkarakter dan berintegritas, yang berpartisipasi melalui pelayanan kita dan menghadirkan kasih, damai sejahtera, dan keadilan dari Allah semata pada dunia. (PSP)