"Segala sesuatu halal bagiku", kalau dalam kehidupan kita masa kini pernyataan ini memberi makna apa untuk kita?. Pastinya kita akan mengartikan boleh melakukan apa saja, boleh makan apa saja tidak adalah larangan boleh bertindak semau kita, apapun itu halal untuk dilakukan.

Jemaat kristen di korintus menganggap bahwa karena mereka sudah ditebus oleh Kristus, maka mereka bebas untuk melakukan apa saja, termasuk dosa seksual yang tidak jadi masalah menurut mereka, sebab segala sesuatu itu halal. Surat Paulus 1 Korintus 6 : 12 - 20 dilayankan bagi jemaat Korintus untuk menanggapi kondisi moral yang parah :

1.      Paulus mengingatkan bahwa ukuran sesungguhnya bukanlah boleh atau tidak boleh, tapi apakah hal itu berguna? Jika ukuran yang kita pakai hanya boleh dan tidak, kita justru akan diperbudak oleh perilaku kita sendiri. "Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun".(ay. 12)

2.      Setiap orang Kristen adalah milik Kristus "Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkan anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak! Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas" Keduanya akan menjadi satu daging." (ay. 15-16)

3.      Tidak terikat kepada percabulan adalah dengan cara mengikatkan diri pada Kristus. "Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia". (ay. 17)

Tujuan hidup orang yang telah ditebus, yaitu MEMULIAKAN TUHAN. Dalam kelemahan, dalam ketidaksempurnaan jangan kita berjuang dengan kekuatan diri sendiri. Berilah diri untuk dipimpin Roh Kudus yang diam di dalam hati kita, senantiasa menolong kita untuk berpikir, bersikap dan berperilaku sebagai murid-murid Kristus yang memuliakan Allah dengan seluruh kehidupan kita. Muliakan Allah dengan Tubuhmu. Amin! (LZT)