Ujian adalah baik, karena dengan ujian kemampuan seseorang ditingkatkan. Dalam bidang pengetahuan ujian memacu mereka yang diuji untuk belajar tekun memperluas pengetahuannya. Sedangkan dalam bidang ketrampilan, ujian mendorong mereka yang akan diuji untuk melatih diri secara teratur. Bagaimana dalam bidang spiritual?

” Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun”. (Yakobus 1 : 2 - 4).

Rupanya ujian iman itu datang ketika kita menghadapi pencobaan dan pencobaan yang dapat kita kalahkan membuat kita tekun dalam iman, sehingga kita tidak kekurangan suatu apapun.

” Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia”. (Yakobus 1 : 12).

Anggaplah pencobaan itu sebagai ujian dan kita harus lulus dari ujian itu untuk menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah. Maka janganlah takut ketika harus menghadapi pencobaan. Adapun yang perlu kita perhatikan adalah keinginan-keinginan kita. Sebab keinginan yang tidak diterkendali itulah yang mendatangkan pencobaan. Dan keinginan yang menyimpang dari firman Allah yang melahirkan perbuatan dosa dan maut.

”Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut”. (Yakobus 1 : 13 - 15).

Namun mampukah kita melawan dan mengalahkan pencobaan dengan kekuatan diri sendiri? Sering kita gagal karena kita lemah dan hanya mengandalkan pikiran sendiri,  maka betapa penting kita harus selalu berpegang teguh pada firman Allah dan mengandalkan pertolongan Roh Allah. Perhatikan apa yang dikatakan Yesus ketika menghadapi pencobaan : ”Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”

Marilah kita perluas pengetahuan kita akan firman Allah dan tekun memahaminya serta teguh mengendalikan keinginan kita dengan berpedoman pada firman Allah!

(JHW)