Apakah pendapat saudara-saudari tentang gembala yang berani meninggalkan sembilan puluh sembilan dombanya demi mencari satu dombanya yang hilang? Pastinya, gembala ini sangat memperhitungkan satu dombanya yang hilang. Domba itu tidak kalah berharganya dari domba yang berjumlah sembilan puluh sembilan itu. Gembala akan berusaha mencari dan bila mendapatkannya, ia sangat bersukacita lalu merayakan kembalinya domba yang hilang itu.

Perumaaan Domba yang hilang merupakan jenis perumpamaan Similitude yang artinya, jenis perumpamaan yang mengangkat suatu pengalaman umum dari semua orang, khususnya para gembala yang merupakan salah satu profesi orang Yahudi. Perumpamaan ini diungkapkan Yesus dalam rangka merespon pandangan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, yang menyatakan Yesus sebagai pribadi yang mau menerima orang-orang berdosa, yakni para pemungut cukai dan orang berdosa yang lainnya yang hendak mendengarkan ajaran Yesus. Bahkan Yesus mau makan bersama dengan mereka.

Perumpamaan domba yang hilang ini mengambarkan orang-orang berdosa yang memerlukan pertobatan. Sedangkan sembilan puluh sembilan domba yang ditinggalkan demi mencari domba yang hilang adalah orang-orang yang tidak memerlukan pertobatan. Di dalam kehidupan masyarakat Yahudi di zaman Yesus, ada golongan yang disisihkan karena berbagai pertimbangan moral keagamaan. Mereka tidak diterima oleh masyarakat Yahudi yang sangat beragama. Perumpamaan tentang domba yang hilang pertama-tama menyatakan bahwa hati Allah ada bersama mereka yang tersisih yang memerlukan pertobatan itu.

Dalam masyarakat kita sekarang ini, masih banyak golongan yang tersisih oleh kenyataan sosial ekonomi dan juga oleh kehidupan beragama. Perumpamaan domba yang hilang ini, sangat relevan dengan sikap diskriminasi yang sering kita lakukan kepada mereka, yang kita golongkan sebagai orang-orang yang tidak layak mendapat kasih Allah. Perumpamaan ini ingin mengingatkan kita bahwa orang-orang yang sering kita sisihkan ini adalah orang-orang yang dicari, dipedulikan, dan ditemani oleh Allah.

Maukah kita menjadi rekan sekerja Allah yang turut mencari mereka yang tersisihkan? Maukah kita menjadikan mereka sebagai domba yang berharga yang memerlukan rangkulan kasih kita? Minggu lalu kita telah belajar menerima mereka yang pernah bersalah kepada kita untuk menjadi sesama kita. Saat ini marilah kita, yang telah dibenarkan oleh Allah, turut mencari mereka yang tersisihkan yang sering kita cap sebagai orang berdosa, orang yang terbuang, bahkan tak bernilai. Marilah menyatakan kasih Allah kepada mereka. Tuhan menolong dan memampukan kita.  (LMP)