Dalam kisah penciptaan, Allah membentuk berbagai ternak, binatang liar, dan burung di udara untuk menemani manusia pertama, juga membentuk sosok manusia lain yang sepadan dengannya (Kej. 2:18-25). Allah menghadirkan penolong supaya manusia tidak tinggal seorang diri di taman Eden. Ini bukan hanya tentang penolong yang sepadan dalam konteks pernikahan, namun juga sepadan dalam konteks persekutuan secara sosial. Akan tetapi, keadaan tertentu dapat membuat manusia kemudian saling meninggalkan, bahkan hidup dalam keterasingan antara yang satu dengan yang lain. Perpisahan merupakan salah satu kenyataan yang sering mengakibatkan manusia mengalami rasa kehilangan dan kesepian, yang kemudian dapat berujung pada kehilangan daya dan karya hidup. Hal ini pun disadari oleh Yesus, jauh sebelum perpisahan dengan murid-murid-Nya.

Injil Yohanes menceritakan bagaimana Yesus menjanjikan Penolong yang akan menyertai para murid ketika Dia tidak lagi bersama mereka. Jika dibaca secara paralel, Kejadian 2 dan Yohanes 14 menunjukkan dengan tegas bahwa manusia tidak pernah dibiarkan sendiri oleh Allah. Namun demikian, Penolong yang dijanjikan dalam Yohanes 14 berbeda dari sesama ciptaan yang dapat dijumpai oleh manusia. Penolong yang Yesus janjikan tersebut ternyata tidak sepadan dengan manusia, sebab Dia menembus ruang dan waktu, serta merengkuh dan sekaligus melampaui seluruh ciptaan. Dialah Roh Kudus yang diutus Bapa dalam nama Yesus.  

Janji tentang Sang Penolong tersebut kemudian tergenapi melalui peristiwa menakjubkan di hari Pentakosta (bdk. Kis. 2). Roh Kudus tercurah. Kehadiran Sang Penolong yang menyertai bukan berarti bahwa kita kemudian tidak lagi membutuhkan orang lain atau ciptaan lain. Penolong, yaitu Roh Kudus, justru dicurahkan bagi orang-orang yang hidup bersekutu dalam satu hati dan satu kasih, sebagaimana Yesus dan Bapa yang adalah satu (Yoh 14:11). Perayaan Pentakosta pada saat ini mengingatkan bahwa kita tidak sendiri, bukan sekadar karena ada yang menemani, tetapi ada Roh Kudus yang ikut berjuang bersama kita – sebagai pribadi maupun persekutuan – untuk hidup melakukan kebenaran. Sang Penolong yang dijanjikan ini tidak hanya menemani seperti sahabat dan kerabat yang datang berkunjung. Dia tinggal di dalam orang-orang yang mengasihi Yesus dan menyertai mereka sampai selama-lamanya (ayat 15-17).  

Yesus berkata, “Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” Kita tak pernah sendiri dan tak akan dibiarkan sendirian. Dan, karena Roh Kudus menyertai kita, maka tanggung jawab selaku orang-orang yang telah menerima Roh Kudus adalah hadir menjadi sahabat untuk menemani sesama yang sedang kesepian dan terabaikan. Katakanlah kepada mereka, “You never walk alone,” lalu berjalanlah bersama mereka dalam tuntunan dan pertolongan Roh Kudus. (WBM)