Di tengah-tengah kehancuran Israel Utara dan di saat Israel Selatan (Kerajaan Yehuda) menuju kehancuran, Yesaya menyampaikan berita dari Allah akan datangnya Mesias untuk menyelamatkan dan memulihkan umat Tuhan.

Pengharapan akan datangnya Sang Mesias itu digambarkan dalam Yesaya 11:1-10 bagaikan tunas yang muncul dari tunggul Isai. Apakah artinya? Tunggul adalah sisa batang pohon yang ditebang. Dari sisa batang yang tampaknya tak ada kehidupan lagi  itu muncullah tunas. Tunas adalah lambang pengharapan. Demikian juga Mesias menjadi harapan baru  di tengah-tengah hancurnya umat Tuhan.

Dalam Yesaya 11:1-10, Yesaya mengenalkan Sang Mesias sebagai yang diurapi Roh Tuhan, yang memerintah dengan penuh hikmat dan kebijaksanaan. Kehadiran Roh Tuhan ditandai dengan kehidupan yang takut akan Tuhan dan mewujud dengan menegakkan kebenaran dan keadilan. Sang Mesias akan memerintah dalam kebenaran dan kesetiaan; dan hasil dari pemerintahan-Nya adalah kehidupan yang penuh damai sejahtera. Bahkan Yesaya  11  menggambarkan serigala akan tinggal bersama domba, macan tutul akan berbaring di samping kambing, anak lembu dan dan anak singa akan makan rumput bersama, dan seorang anak kecil akan mengiringnya. Gambaran itu menunjukkan kehidupan bersama tanpa kekerasan, tanpa saling memangsa dengan kejam dan kehidupan yang saling berdampingan dengan penuh kasih sayang sekalipun berbeda.

Dalam kegelisahan, penderitaan, dan kehancuran  umat Israel di jaman Yesaya, mereka diberikan pengharapan akan datangnya Mesias yang akan menyelamatkan dan memulihkan. Dalam masa penantian itu, Yesaya menegaskan pentingnya Israel memiliki pengenalan atas Mesias yang akan datang itu. Pengenalan atas Mesias itu menghidupi mereka dalam menghadapi dan membangun kehidupan dari reruntuhan menuju masa depan yang penuh pengharapan akan damai sejahtera.

Dalam kehidupan kita sekarang, sikap hidup yang mempertontonkan kemewahan, menghambur-hamburkan uang sebagai bukti kesuksesan, tidaklah tepat dalam menyambut Natal. Hidup dalam ketakutan karena kengerian akan hari kiamat juga bukan sikap yang tepat, dalam mewarnai kehidupan menantikan datangnya Kristus kembali. Dalam masa penantian ini dan dalam masa penantian merayakan kelahiran Kristus, yang terpenting adalah hidup dalam  pengenalan akan Tuhan, dan hidup mewartakan  pengenalan akan Tuhan, sehingga seluruh bumi penuh  pengenalan akan Tuhan.

Selamat memasuki Adven kedua. Tuhan memberkati. (TGH)