Download Tata Ibadah Jadwal Kebaktian Lihat Arsip

Jadwal Kebaktian : Minggu 05 Juli 2020

"AKU CELAKA, NAMUN DISELAMATKAN"

——— (Roma 7:15-26)

Pernahkah Saudara merasa frustrasi? Saudara sangat ingin melakukan hal-hal baik, namun yang Saudara lakukan justru yang sebaliknya. Saudara sudah berjuang sedemikian rupa, namun yang Saudara dapati adalah kegagalan demi kegagalan. Rasul Paulus mengalami kehidupan yang demikian. Setelah mengungkapkan rasa frustrasinya karena terus berbuat dosa terlepas dari keinginannya untuk berbuat baik dan mengikuti hukum Musa, dia berseru dengan putus asa: “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (ay.24). Suatu pengakuan atas ketidakmampuannya melakukan apa yang benar, sekeras apa pun dia sudah berjuang. Dia sadar dan melihat dirinya benar-benar sebagai hamba dari keberdosaannya (kuasa dosa yang menguasainya), tanpa harapan untuk dapat melepaskan diri. Dengan jelas dia nyatakan, bahwa dosa yang selalu membawa pada kematian (ay.10-13), hidup di dalam anggota-anggota tubuhnya (ay.23), dan  terus menjerumuskannya pada kebinasaan, kecuali dia diselamatkan. Dalam kesadaran itu dia mengakui, bahwa dia membutuhkan seseorang untuk melepaskannya, menyelamatkannya dari “tubuh mautnya”. Dan sungguh bersyukur, sebab dia telah menemukan jawaban dari rasa frustrasinya: “Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (ay.25) 

Sekalipun kita sudah diselamatkan di dalam Kristus, bukan berarti bahwa kita steril dari keinginan untuk melakukan yang jahat. Hal ini menjadi ketegangan yang tidak pernah selesai dalam hidup kita, ada tarik-menarik antara yang baik dan yang jahat. Di dalam Kristus memang ada anugerah besar. Kita dilepaskan dari ‘tubuh maut’ ini, kita diselamatkan. Jika demikian, sudah selayaknya kita syukuri kehidupan yang kita jalani, dengan terus berjuang walau tidak gampang. Berjuang melawan setiap keinginan yang digerakkan oleh kuasa dosa. Berjuang untuk senantiasa hidup dalam ketaatan kepada hukum Allah walau tidak mudah. Berjuang menjadi taat, dengan semangat dan kekuatan anugerah kelepasan dari tubuh maut yang telah Kristus berikan, untuk menyatakan makna hidup selamat. Dalam perjuangan ini, peran akal budi sangat penting sebab dengannya kita bisa menimbang apakah yang kita lakukan melayani Allah atau melayani dosa.

Di masa pandemik ini, semangat dan kekuatan mencintai kehidupan yang Tuhan anugerahkan, berjuang menyatakan hidup selamat, bisa kita lakukan dengan melawan rasa takut yang berlebihan (paranoid), yang bisa membuat frustrasi dan menghancurkan hidup kita. Bisa kita lakukan dengan melawan kebosanan tinggal di rumah saja, berjuang meruntuhkan ketidakpedulian pada anjuran menaati protokol kesehatan, dengan menyadari risiko jika tidak melakukan dan manfaat jika menaatinya. Tugas kitalah menjaga kehidupan yang Tuhan anugerahkan. Berjuang dalam ketaatan kepada hukum Allah yang menghadirkan kehidupan. Mewujudnyatakan hidup selamat yang telah kita peroleh dalam Yesus Kristus, Tuhan kita. Karena kita yang celaka sudah diselamatkan.  Selamat berjuang. (JWP)

Pelayan Kebaktian