Mazmur 80 ini dinyanyikan sebagai doa umat dalam menghadapi masa yang berat. Umat panik karena Asyur menyerang dan memporak-porandakan Kerajaan Utara (Israel). Dalam keadaan demikian, umat berulang kali berseru: “Ya TUHAN, Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat!” (ayat 4, 8, 20). Seruan agar Tuhan membuat wajah-Nya bersinar merupakan bentuk permohonan akan kasih karunia dan damai sejahtera dari Tuhan. Hal ini sering kita jumpai dalam ucapan berkat: “TUHAN memberkati Engkau dan melindungi Engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera” (Bil. 6:24-26).

Umat menggambarkan diri mereka seperti pohon anggur. Tuhan mengambil pohon anggur ini dari Mesir. Tuhan pula yang telah menyediakan tempat dan membuat umat bertumbuh memenuhi negeri. Tetapi pohon yang bertumbuh baik itu mulai dipetik, digerogoti oleh babi hutan dan binatang-binatang, bahkan ditebang dan dibakar. Semua ini adalah gambaran umat Israel yang diselamatkan dari penindasan di Mesir. Tuhan memberi kehidupan baru bagi mereka di tanah perjanjian, sehingga umat Israel dapat berkembang di negeri itu. Sayang sekali, keadaan damai dan sejahtera itu sirna, dirusak oleh serangan Asyur.

Mazmur 80 memiliki dua makna yang saling berkaitan. Pertama, mazmur ini menunjukkan pengharapan umat, agar Allah bangkit menunjukkan keperkasaan-Nya dan datang untuk menyelamatkan mereka. Umat mengingat siapa Allah dalam hidup mereka. Allah adalah gembala Israel yang menggiring umat seperti kawanan domba. Kedua, mazmur ini menunjukkan komitmen umat, untuk hidup menyerukan nama Allah. Umat menyadari bahwa keadaan ini terjadi, karena ketidaksetiaan mereka pada Allah (bdk. 2 Raj. 17: 5-12). Komitmen untuk menyerukan nama Allah sebagai ganti ketidaksetiaan mereka pada Allah, merupakan bentuk pertobatan umat.

Minggu ini kita memasuki masa Adven yang pertama. Nuansa adven begitu kental dalam dua makna Mazmur 80 ini yaitu pengharapan dan komitmen. Adakah saudara merasa dalam keadaan terpuruk? Apakah itu karena kondisi kesehatan saudara atau anggota keluarga? Apakah itu karena kondisi rumah tangga saudara? Apakah itu karena kondisi studi saudara? Apakah itu karena kondisi usaha dan pekerjaan saudara? Apakah itu karena kondisi keuangan saudara? Apakah itu karena kondisi pelayanan saudara? Jika Saudara dalam keadaan terpuruk, maka firman Tuhan hari ini berbicara untuk Saudara. Dalam keadaan terpuruk sekalipun, ingatlah dua penghayatan adven ini: pengharapan dan komitmen. Tetaplah berharap pada Tuhan yang akan menuntunmu menghadapi persoalan hidup. Berkomitmenlah, bahwa keterpurukan ini tak akan mengubah kesetiaanmu pada-Nya. Amin. (DWE)