Rasul Paulus menasehati muridnya Timotius sebagai berikut: ”.... mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa.” (1 Timotius 3 : 13). Memang iman adalah dasar bagi setiap murid yang dengan setia bersaksi tentang Yesus Kristus yang disalibkan untuk penebusan manusia berdosa.

Betapa penting keteguhan iman kita, selalu dikuatkan. Dalam hal ini, rasul Paulus menyatakan bahwa untuk bersaksi, ”iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.”(1 Korintus 2 : 5).

Rasul Paulus sendiri pada awal kesaksiannya pernah mengandalkan pada hikmahnya/kepandai-annya dan gagal. Maka kepada Jemaat Korintus dia mengaku akan kelemahan, ketakutan dan kegentarannya dalam menyampaikan kesaksian Allah, sehingga dia tidak mau lagi memakai kata-kata hikmah untuk meyakinkan, tetapi dengan keyakinan dan kekuatan Roh (1 Korintus 2 : 1 - 4).

Menyaksikan Yesus Kristus yang disalibkan dengan kepandaian dan kekuatan diri kita sendiri akan sia-sia, karena kita adalah manusia lemah dan terbatas. Tetapi dengan mengandalkan kekuatan Allah, maka Roh Allah akan berkarya menolong kita, sebab :

” Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.” (Roma 8 : 16).

Meskipun hikmat dunia menolak, bahkan mengejek salib Yesus Kristus sebagai kebodohan, namun Roh Allah telah memampukan kita mengimaninya sebagai kasih karunia Allah yang menyelamatkan. Sebagai manusia rohani, kita dapat mengetahui pikiran Allah dan mematuhi nasehat-Nya menjadi saksi yang setia. Marilah kita mempersiapkan diri dengan baik menyambut Sakramen Perjamuan Kudus minggu depan. (JHW)