LEONARDO BOFF (Tokoh Inspiratif Kepedulian)


Dalam bukunya “The Cry of the Earth, the Cry of the Poor”, Leonardo Boff mengatakan, bumi ini sedang merintih kesakitan, bahwa tangis bumi ini adalah tangis orang miskin dan tertindas.

Leonardo Boff adalah seorang teologfilsuf, dan penulis. Ia tidak hanya dikenal sebagai teolog besar dalam teologi pembebasan, tetapi ia juga seorang pecinta lingkungan. Leonardo Boff (lahir di ConcórdiaEstado de Santa CatarinaBrasil14 Desember 1938). Ia mewarisi dan sangat menghayati ajaran bapa Fransiskus, yakni “memandang dan menyapa semua mahkluk ciptaan sebagai saudara”. Itu sebabnya, ia sangat prihatin dengan kerusakan alam dewasa ini. Ia melihat, bahwa alam di sekitar kita sedang dirusak oleh keserakahan dan ketidakpedulian manusia. Akibatnya, masa depan manusia dan seluruh ciptaan semakin terancam menuju kepunahan. Keprihatinannya ia tuangkan dalam bukunya yang berjudul “Ecology and Liberation : A New Paradigma”.

 

Menurut Boff, pembebasan harus terjadi di antara seluruh ciptaan melalui relasi-relasi, interaksi, dan dialog timbal balik. Segala ciptaan memanifestasikan diri dan memiliki sendiri otonomi relatife (relative autonomi), tak ada sesuatu pun yang tak berguna dan dipinggirkan (marginal), semuanya datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah.

 

Boff  berpendapat, bahwa persoalan utama yang kita hadapi  dewasa ini adalah polusi (polution), pemusnahan hutan dan peggundulan (deforestation and desertification), kelaparan dan peledakan penduduk (famine and demographic explosion). Kesemuanya mengarah pada pokok yang penting, yakni persoalan ekologis.  Gereja sebenarnya telah lama menggumuli isu bencana ekologis ini, Tuhan memberi mandat untuk mengusahakan dan memelihara segala ciptaaan Tuhan (Kej. 2:15).

 

Pertanyaah reflektif : "apa yang bisa kita lakukan sebagai satu-satunya makhluk berrasio untuk mengatasi krisis ekologi yang telah mendunia (mengglobal) ini?".

 

Eko-spiritualitas adalah sebuah istilah yang digunakan oleh Leonardo Boff untuk mendorong sebuah revolusi spiritual. Menurut Boff, spritualitas yang kita miliki selama ini justru telah berkontribusi besar terhadap kehancuran ekologis karena bersifat antroposentris (manusia menjadi pusat segalanya). Akibatnya, kita sering melupakan ciptaan lain yang ada dan hidup di sekitar kita yang tanpa mereka kita manusia tidak bisa bertahan. Manusia hanya memikirkan apa yang baik bagi spesies manusia, di mana sikap seperti ini justru sering menjadi lonceng kematian bagi spesies yang lain. Suatu revolusi  akan berhasil jika ia merupakan tanggapan akan suatu perubahan yang mendesak; tanpa adanya perubahan tersebut,  maka masalah akan terus berlanjut, krisis akan semakin dalam, dan hal yang lebih parah adalah kita semua akan kehilangan pengharapan dan makna dalam kehidupan kita. Eko-spiritualitas adalah merasakan, mencintai, dan berpikir sebagai bumi. Oleh karena itu gereja bertanggung jawab untuk membangkitkan suatu spiritualitas yang baru, yang berpihak kepada keberlangsungan dan keutuhan seluruh ciptaan.

 

Cara kita memperlakukan lingkungan/alam pada masa kini sangat berpengaruh pada apa yang akan kita wariskan bagi kehidupan generasi setelah kita. Apa yang kita lakukan saat ini bisa menjadi jawaban atau malah sebaliknya menjadi penyebab masalah bagi generasi setelah kita. Bumi ini cuma satu dan tidak hanya untuk kita, tapi juga untuk ciptaan yang lain dan generasi berikutnya.

 

Sesungguhnya bumi tidak membutuhkan kita, tetapi kita membutuhkan dia demi keberlangsungan hidup kita. Bumi tempat kita hidup sekarang ini bukanlah harta milik yang dapat kita wariskan kepada anak-cucu kita, tetapi dia adalah harta milik yang kita pinjam dari anak-cucu kita. Sementara itu manusia dengan karunia rasio dan bahasa telah ditentukan menjadi pemikul tanggungjawab untuk keberlangsungan hidup di bumi ini. Prinsip-prinsip di atas hanya bisa diwujudnyatakan oleh manusia, sebab hanya dialah yang bisa berpikir, berbicara dan bertindak untuk menyelamatkan keberlangsungan hidupnya di bumi ini. Prinsip-prinsip di atas hendaknya membantu kita untuk menyelamatkan bumi dari ambang kehancurannya.