BUNDA TERESA (Tokoh Inspiratif Kepedulian)


“ALLAH mengasihi dunia dan IA mengutus kita untuk menyalurkan cinta kasih dan kepedulianNYA bagi yang kekurangan”, merupakan  satu dari kalimat-kalimat Bunda Teresa yang menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk menyatakan kepedulian bagi sesama.

Bunda Teresa lahir dengan nama Agnes Gonxha Bojaxhiu, di Skopje, Macedonia pada tanggal 26 Agustus 1910. Bunda Teresa mengawali pelayanannya dengan pergi ke Biara Loreto di Rathfarnham, Irlandia, untuk belajar bahasa Inggris, bahasa yang digunakan oleh Kesusteran Loreto untuk mengajar anak-anak sekolah di India, kemudian tiba di India pada tahun 1929 dan memulai pelayanannya sebagai biarawati yang mengajar di sebuah sekolah di Darjeeling, dekat pegunungan Himalaya. Bunda  Teresa bertugas disana selama hampir dua puluh tahun dan pada tahun 1944 diangkat sebagai kepala sekolah. Meskipun Bunda Teresa menikmati mengajar disekolah, ia semakin terganggu oleh kemiskinan disekitarnya. Kelaparan di Benggala pada tahun 1943 membawa penderitaan dan kematian ke kota,  serta kekerasan Hindu/Muslim pada Agustus 1946 membuat kota dalam keputusasaan dan ketakutan. Saat bepergian dengan kereta api dari Kalkuta ke biara Loreto di Darjeeling untuk retret tahunannya, bunda Teresa  mendapatkan panggilan yang membuatnya mengambil keputusan untuk meninggalkan biara, membantu orang miskin dan tinggal bersama mereka. Dengan persetujuan Paus, ia mendirikan serikat kesusteran yang bernama Misionaris Cinta Kasih, pada tanggal 7 Oktober 1950.

Misi mereka , seperti yang dikatakannya saat menerima Nobel Perdamaian pada tahun 1979, adalah "Untuk merawat yang lapar, yang telanjang, yang tuna wisma, yang pincang, yang buta, yang menderita lepra, semua orang yang merasa tidak diinginkan, tidak dicintai, tidak diperhatikan oleh masyarakat, orang yang dianggap menjadi beban bagi masyarakat dan dihindari oleh semua orang." Kongregasi ini dimulai dengan 13 orang anggota di Kalkuta.  Pada tahun 1960-an, Misionaris Cinta Kasih  telah membuka penampungan, panti asuhan dan rumah lepra diseluruh India. Bunda Teresa kemudian memperluas Misionaris Cinta Kasih diseluruh dunia. Rumah pertama diluar India dibuka di Venezuela pada tahun 1965 dengan lima suster. Selanjutnya di Roma, Tanzania, dan Austria pada tahun 1968, dan selama tahun 1970, Misionaris Cinta Kasih membuka rumah dan yayasan dipuluhan negara baik di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika Serikat. Kini telah lebih dari 4.000 suster menjalankan panti asuhan, rumah bagi penderita AIDS dan pusat amal diseluruh dunia, dan merawat para pengungsi, pecandu alkohol, orang buta, cacat, tua, orang miskin dan tunawisma, korban banjir, dan wabah kelaparan. Misionaris Cinta Kasih juga telah membuka pelayanannya di Eropa Timur seiring dengan keterbukaan dinegara-negara komunis pada akhir era 80-an.

Hal yang membuat Bunda Teresa dan pengikut-pengikut Bunda Teresa kuat dalam perjuangan dan kerja-kerja kemanusiaan selama hidupnya adalah bahwa mereka memandang orang miskin dan hina dina itu adalah Yesus yang menyamar. Kalimat Yesus yang mengatakan : “ Aku berkata kepadamu,  sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Matius 25:40) yang membuat Bunda Teresa dan pengikut-pengikutnya menjadi sangat kuat dan betah dengan melayani dan mendampingi orang-orang miskin diseluruh dunia.  Pengabdian seumur hidupnya untuk merawat orang miskin, orang sakit, dan kurang beruntung merupakan wujud kepedulian dan salah satu contoh pelayanan tertinggi untuk umat manusia.