Berani Gagal


"Supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita." (Roma 5:21)
 
Dalam hidup ini, manusia seharusnya melatih dan mempersiapkan diri untuk gagal daripada untuk sukses. Karena pada kenyataannya, yang akan lebih sering kita hadapi adalah kegagalan. Yudas adalah padanan dari kata kegagalan. Dia tidak bisa mengatasi kegagalan. Sebaliknya, ada seorang pribadi yang membuat kesalahan sama seperti Yudas namun ia berhasil mengatasi kegagalannya, namanya Petrus.
 
Petrus juga mengkhianati Yesus, dia menyangkal Yesus. Namun Petrus membuat keputusan yang berbeda dengan Yudas. Ia tidak menghukum dirinya sendiri, Petrus berlari kembali kepada Yesus, dan dia mengijinkan kasih karunia mengalir dalam hidupnya.
 
Dosa tidak berkaitan dengan kegagalan. Dosa adalah menolak berkata, "Tuhan selamatkanlah aku." Dosa tidak berkaitan dengan kesalahan-kesalahan atau mengijinkan penghukuman diri semakin memisahkan kita dari kasih karunia Allah.
 
Akar dosa menghalangi kita dari hadirat Allah. Itu sebabnya Yesus tidak datang dengan sejumlah aturan meskipun Ia bermaksud untuk menggenapi kekudusan dan kebenaran dari Perjanjian Lama. Yesus datang untuk menunjukkan kepada kita keindahan dari suatu kehidupan yang bergantung kepada Bapa. Ia ingin menunjukkan kepada kita bahwa dosa dalam Perjanjian Baru adalah keterpisahan dari Allah. Itu bukan tentang serangkaian kesalahan yang kita lakukan dalam kehidupan. Dosa adalah ketika kita memalingkan diri dari kasih karunia Allah. Kita harus menjadi seperti Petrus dan datang kepada Allah ditengah ketakutan dan kegagalan kita, sehingga kasih karunia itu memulihkan hubungan kita dengan Allah.
 
Dosa bukanlah tentang kesalahan dan kegagalan kita. Dosa adalah tentang seseorang yang menolak kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus.