BAHAN PEMAHAMAN ALKITAB WILAYAH - NOVEMBER 2019


Tema         : “DALAM PENGHARAPAN ADA KESABARAN” 

Bacaan     : Yakobus 5:7-11

 

Ketika kita berbicara tentang pengharapan, secara sederhana kita menangkap ada sesuatu yang dinantikan, diinginkan, dirindukan dan untuk mendapatkannya harus ada yang dikerjakan. Orang yang memiliki pengharapan (berpengharapan) berarti ia memiliki keinginan dari apa yang diharapkan itu supaya menjadi kenyataan. Melalui surat Yakobus, yang ditujukan kepada jemaat Kristen yang tersebar di wilayah kekaisaran Romawi, surat tersebut mengingatkan bagaimana seharusnya umat hidup sebagai umat Allah dan memperlakukan sesamanya dengan baik. Dalam pergumulan hidup itu sesungguhnya mereka dan kita yang membaca surat Yakobus diajak bagaimana iman itu harus bertindak.

Sampai kapan kesabaran itu harus diwujudkan dan mengapa sampai kedatangan Tuhan? (ay. 7) Sabar berarti tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah (KBBI). Secara sederhana Yakobus menggambarkan keadaan sabar seperti seorang petani yang menanam benih gandum hingga memanennya. Bukan hanya dalam waktu singkat benih yang ditanam itu tumbuh dan akhirnya panen. Petani akan bergumul dan bergulat menghadapi musim, menentukan waktu yang tepat menanam benih, tidak berdiam diri, diperlukan upaya dengan kerja keras. Petani membutuhkan waktu untuk menyiangi tanaman liar yang tumbuh di sekitar benih gandum yang ditanam agar tidak lebih subur tanaman liarnya ketimbang gandum. Di tanah Palestina saat yang tepat bagi para petani menanam gandum adalah pada akhir bulan Oktober. Pada saat itu hingga pertengahan November turun hujan yang disebut, hujan awal musim. Menjelang panen juga dinantikan hujan yang disebut hujan akhir musim pada bulan April-Mei. Hujan di akhir musim diperlukan agar bulir-bilir gandum yang sudah berisi menjadi kuat. Jadi petani akan menantikan dengan sabar dari awal menanam benih gandum hingga memanennya. Selama masa penantian untuk memanen maka petani tidak berdiam diri, petani itu terus bekerja hingga diperoleh hasil.

Bagi umat Tuhan yang tersebar di berbagai belahan tanah kekaisaran Romawi pergumulan hidup mereka menjadi kenyataan. Berbagai tekanan atas situasi politik, ketidak mapanan hidup dan pergumulan sosial lainnya. Yakobus mengajak mereka yang tidak lain adalah Jemaat perdana untuark tidak putus asa menanggung kemiskinan, tidak menyerah menghadapi ujian iman, lambat untuk mah dalam pergaulan dan hidup dalam tatanan sosial dengan baik, jangan berpihak kepada orang kaya dan mengabaikan mereka yang miskin. Mengasihi sesama juga harus disertai dengan tindakan untuk mengekang lidah, tidak gampang jatuh pada keinginan, berdoa bagi mereka yang menderita. Semua itu dilakukan sebagai upaya untuk menantikan kedatangan Tuhan Yesus Kristus kembali.

Kapan Tuhan akan datang kepada mereka? Penantian akan kedatangan Tuhan menjadi pengharapan yang nyata bukan hanya pengharapan eskatologis (akan masa depan) namun kedatangan secara nyata setelah kenaikan-Nya ke sorga. Dalam iman jemaat perdana, mereka memiliki pemahaman Tuhan datang kembali pada masa mereka. Dia yang telah naik ke sorga, akan datang kembali menjumpai mereka. Oleh karena itu mereka selalu menanti. Bagaimana kita memahami penyataan kedatangan Tuhan itu, karena kita yang hidup pada masa kini ternyata apa yang dinantikan oleh gereja perdana dengan penantian kedatangan Tuhan tidak terwujud seperti yang mereka harapkan. Ataukah kita memaknai kedatangan Tuhan dengan pemahaman yang berbeda dengan cara mereka?

Dalam perjalanan iman sebagai ziarah orang percaya, memaknai kedatangan Tuhan di dalam Yesus Kristus, dapat kita maknai kedatangannya itu jangan hanya diartikan kalau Dia datang seperti yang diharapkan jemaat perdana, bukan kedatangan secara phisik. Paling tidak kita memaknai kedatangan-Nya diantaranya;

  1. parousia, Matius 24:3, 27,37, 2 Tesalonika 2:1, kata tersebut digunakan untuk menjelaskan invasi pasukan tentara ke dalam sebuah negeri, khususnya digunakan juga untuk kedatangan seorang raja atau gubernur (sebagai pembesar) ke sebuah wilayah yang akan dikunjungi. Kedatangan Yesus kembali dimaknai invasi sorga yang terakhir ke bumi. Kedatangan Yesus sebagai Raja untuk menerima penyambutan dan penyerahan kekuasaan dari yang ditaklukan-Nya.
  2. epifanea, 2 Tesalonika 2:9, 2 Timotius 4:1, kata epifania memiliki makna penampakan dewa kepada penyembah-penyembah-nya. Jika dihubungkan dengan kedatangan Yesus kembali merupakan penampakan Allah kepada umat-Nya, baik kepada mereka yang menantikan maupun menolak-Nya. 
  3. apokalupsis, I Petrus 1:7,13 dalam bahasa Yunani berarrti “penyingkapan” atau “pembukaan selubung”. Jika apokalupsis dihubungkan dengan kedatangan Yesus kembali artinya kedatangan-Nya akan menyingkapkan atau membuka selubung agar kekuasaan dan kemuliaan Allah memancar atas manusia. Allah menampakkan kemuliaan sorgawi-Nya yang terang benderang. 

Bagi umat Tuhan, tidak perlu dipikirkan secara pasti atau dihitung-hitung kapan Yesus akan datang kembali, yang terpenting selalu siap sedia dan sabar untuk menyambut kedatangan-Nya. Apa yang harus kita lakukan dan bagaimana caranya kita menyambut kedatangan-Nya kembali dalam kesabaran?

  1. Berjaga-jaga, siap dalam segala hal,
  2. Penundaan dari cara pandang lama tidak menjadikan kita membuat lalai,
  3. Mempersiapkan diri menyambut kedatangan-Nya, dengan cara menanggalkan perbuatan kegelapan,
  4. Terus ada dalam persekutuan,
  5. Tetap tinggal di dalam Kristus.

Oleh karena itu mari kita tidak perlu bersungut-sungut atau menyalahkan orang lain.

Yakobus mengajak kepada kita untuk meneladani tindakan para nabi dan secara khusus disebutkan nama Ayub. Kesabaran Ayub teruji melalui pergumulan yang tidak mudah. Ayub tidak hanya kehilangan kekayaan, namun juga orang-orang yang dicintai. Anak-anak yang menjadi tumpuan masa depan sekaligus generasi penerus meninggal dalam waktu bersamaan. Ayub berproses menerima bagian itu bukan tanpa pergumulan. Kemiskinan dan tubuhnya yang penuh borok, dijauhi sahabat-sahabatnya bahkan disalahkan oleh istrinya tidak menjadikan Ayub undur dari Tuhan yang ia imani. Pemulihan Tuhan kepada Ayub terwujud sebagai “upah” atas kestiaan yang tidak tergoyahkan.

 

PERTANYAAN

  1. Apa yang dimaksud dengan kesabaran menurut bacaan kita?
  2. Apakah Tuhan tidak selalu datang dalam kehidupan kita dengan memberikan berkat, kekuatan, kesehatan dan rejeki. Namun mengapa pemahaman “Kedatangan Tuhan kembali atau Kedatangan Tuhan yang kedua” menjadi percakapan yang selalu serius, menarik dan tidak jarang membuat bingung?
  3. Dalam hal apa jangan bersungut-sungut dan jangan saling menyalahkan menjadi bagian penting dalam upaya menantikan kedatangan Tuhan? 

 

LAGU-LAGU YANG DIREKOMENDASIKAN

NKB 194;1,2,3 “Kau Tetap Tuhanku, Yesus”

1. Kau tetap Tuhanku, Yesus yang mengisi hidupku;
    Kau Rajaku selamanya ‘Kau tetap junjunganku.

Refrein :

Kau sahabat yang abadi, harapanku yang tetap.
Dalam suka maupun duka, Yesus kawan yang akrab.

2. Dahagaku akan damai, Kau puaskan sepenuh;
    aku yang mendua hati Kau bri iman yang teguh. Refrein :

3. Tiada insane kuharapkan mengasihiku terus;
    satu saja kuandalkan : Kasih Yesus, Penebus.  Refrein :

 

NKB 154:1,2,3 “Setialah, Setialah”

Setialah, setialah selama hidupmu.
Ikuti jalan Tuhan-Mu dengan tetap teguh.
Meski penuh derita di dalam dunia,
tetapi jangan ‘kau gentar, tetap setialah.

Setialah, setialah mengikuti Tuhanmu.
Bersaksilah di dunia tentang Penebusmu
yang mati disalibkan di bukit Golgota
tetapi Dia bangkitlah, besar kuasa-Nya.

Setialah, setialah menjadi hamba-Nya.
Meski besar rintanganmu, tetap percayalah.
Selalu ‘kau dibimbing ke air yang tenang,
kelak mahkota milikmu di sorga yang terang