BAHAN PEMAHAMAN ALKITAB WILAYAH - APRIL 2017


Tema       :  SIAPAKAH SAYA SEBAGAI ORANG KRISTEN?

Bahan      :  MATIUS 28 : 16 - 20

 

16. Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.

17. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.

18. Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

19. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan

     Anak dan Roh Kudus,

20. dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah,

     Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

                                                                                                                                                               

Saat kita membaca perikop ini, kita membayangkan peristiwa ini didahului dengan permintaan (perintah) Tuhan Yesus kepada para murid-Nya untuk bertemu dengan-Nya di sebuah bukit di Galilea, sebuah bukit yang tentunya sudah sangat mereka kenal. (16. Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.) Sangat mungkin bukit itulah tempat di mana Tuhan Yesus mengalami transfigurasi. Pemilihan bukit itu semacam retreat, menarik diri dari ancaman dan gangguan besar yang mungkin saja terjadi di Yerusalem. Galilea adalah tempat di mana sebagian besar pelayanan Tuhan Yesus di bumi ini terjadi. Dalam ketenangan dan keheningan di bukit itulah Tuhan Yesus sekali lagi menyatakan diri-Nya yang sudah bangkit dan menyatakan misi-Nya untuk diselesaikan oleh para murid-Nya.  Di bukit itulah Tuhan Yesus menunggu murid-murid-Nya. Saat para murid sampai di bukit itu dan melihat Yesus, respons pertama sebagian dari mereka adalah menyembah Dia, tetapi ada dari antara mereka yang masih diliputi keraguan bahwa Yesus sungguh-sungguh sudah bangkit dari kematian dan hidup. (17. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.) Kualitas percaya sangat menentukan respon dan sikap kita terhadap Yesus dan perintah-Nya. Jika hati dan pikiran kita menangkap siapa Yesus Kristus sesungguhnya, itu akan membangkitkan respon yang benar yaitu ketaatan dan pengharapan dalam diri kita.

Sangat menarik, bahwa di tengah keraguan beberapa murid-Nya, Tuhan Yesus tidak mengomentari keraguan itu. Yang Ia lakukan justru mendekati mereka, bukan berbalik dan menjauhi mereka, tetapi mendekati mereka dan kemudian berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” (18) Ia menyatakan, bahwa Ia mempunyai kuasa besar, meliputi surga dan bumi. Dengan kata-kata ini Tuhan Yesus menantang para murid-Nya untuk percaya atau tetap dalam keraguan. Itu dikatakan-Nya untuk menyiapkan dan memberi dasar pengutusan pada para murid-Nya, sekaligus memberi kesempatan bagi para murid untuk berproses sebelum melakukan perintah-Nya.  Kesempatan berproses itu pun senantiasa Ia berikan kepada kita. Dia tahu kelemahan kita yang sering ragu dan meragukan Dia.

Tuhan Yesus tidak hanya menyatakan tentang betapa besar kuasa-Nya, tetapi Ia melanjutkan dengan memberi pengutusan kepada para murid-Nya. (19. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,20. dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.) Perintah ini meminta para murid untuk ‘pergi’, tidak menunggu orang datang, tetapi menjangkau orang lain. Ofensif, dan bukan defensive. Aktif dan bukan pasif. Inilah unsur pertama dari perintah Tuhan Yesus, yaitu pergilah. Unsur kedua, Tuhan Yesus meminta para murid untuk menduplikasi apa yang sudah dilakukan-Nya, yaitu menjadikan murid-murid baru dari segala bangsa. Unsur berikutnya, membaptis. Secara harfiah berarti membenamkan, menyelupkan, membasuh, mencuci, yang substansinya membersihkan, menghilangkan kotoran. Perintah ini bermakna, kabarkanlah kepada mereka berita sukacita tentang pengampunan dosa yang Allah nyatakan di dalam Kristus, sampai mereka menyatakan menerima karya penyelamatan lewat pengampunan dosa itu dengan menerima baptisan dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.

Baptisan adalah lambang kematian Yesus, kita percaya bahwa dalam kematian Yesus, hidup lama kita juga dimatikan. Oleh sebab itu membaptis bisa dimaknai mengajar dan mengajak orang lain untuk meninggalkan hidup lama dengan pengenalan akan Kristus. Unsur terakhir dalam perintah ini adalah mengajar, memberi contoh dan teladan bagaimana melakukan dan memberlakukan secara konkrit segala sesuatu yang Tuhan Yesus perintahkan. Tanggung jawab seorang pengikut Kristus adalah membangun dirinya sedemikian rupa, sehingga ia tidak bisa dituduh telah melakukan sesuatu yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, dan mempersaksikan siapa Kristus dalam hidupnya, sehingga melaluinya orang lain mengenal Kristus dan melalui pengenalannya mereka menerima Yesus secara pribadi dan melakukan apa yang Yesus telah teladankan.

Perintah ini ditutup oleh Tuhan Yesus dengan sebuah janji besar, penyertaan-Nya. (20bDan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.") Penyertaan yang tidak berkesudahan, penyertaan yang tidak pernah berakhir sampai akhir jaman. Tuhan Yesus tahu perintah-Nya tidak ringan, dan Ia mengenal para murid-Nya bagaimana mereka begitu labil, khususnya saat berhadapan dengan situasi yang tidak menguntungkan. Oleh sebab itu Ia membangkitkan lagi kesadaran para murid-Nya bagaimana mereka berkarya bersama dan menghadapi berbagai dinamika. Dengan janji itu Ia membangkitkan semangat para murid-Nya. Seperti itulah yang juga akan dialami oleh para murid, sehingga para murid tidak merasa dibiarkan berkarya sendiri. Janji ini juga bagi kita sehingga sudah seharusnya kita merasa bahwa kita tidak pernah sendiri menghadapi berbagai dinamika kehidupan. Kita disertai oleh Tuhan Yesus, apalagi saat kita melaksanakan perintah-Nya. 

Percaya kepada Tuhan Yesus dan tidak pernah meragukan-Nya, selalu membangun diri untuk menjadi contoh dan teladan kehidupan di atas dasar iman kepada Kristus, mempersaksikan kasih karunia Allah sebagai kabar baik bagi manusia dalam karya pengampunan dosa yang Kristus nyatakan sehingga seseorang memutuskan untuk menerima Kristus yang ditandai dengan baptisan dan meninggalkan hidup lamanya, itulah sesungguhnya hakikat para pengikut Kristus, orang-orang Kristen.

 

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

1.   Apakah Saudara merasa ragu akan kuasa Tuhan Yesus dalam hidup Saudara? Sharingkanlah apa yang membuat Saudara meragukan kuasa-Nya dalam hidup Saudara?

2.   -  Apa yang Saudara lakukan untuk melaksanakan perintah Yesus ‘pergilah’?

   -  Apa yang Saudara lakukan untuk melaksanakan perintah Yesus ‘jadikanlah mereka murid-Ku’?

   -  Apa yang Saudara lakukan untuk melaksanakan perintah Yesus ‘baptislah mereka’?

   -  Apa yang Saudara lakukan untuk melaksanakan perintah Yesus ‘ajarlah mereka’?

3.   Yakinkah Saudara akan janji penyertaan Tuhan Yesus dalam hidup Saudara? Apa dampaknya bagi hidup Saudara?

4.   Bagaimana Saudara mendeskripsikan hidup Saudara sebagai orang Kristen?

5.   Komitmen apa yang akan Saudara lakukan agar Saudara dapat melakukan perintah Yesus dan menjadi orang Kristen yang sesuai dengan kehendak-Nya?

 

PUJIAN-PUJIAN

 1. KJ.426: “KITA HARUS MEMBAWA BERITA”

Kita harus membawa berita, pada dunia dalam gelap.

Tentang kebenaran dan kasih, dan damai yang menetap, dan damai yang menetap

Reff:     Kar’na g’lap jadi remang pagi, dan remang jadi siang t’rang

Kuasa Kristus ‘kan nyatalah, rahmani dan cemerlang.

 

Kita harus membawa berita, Allah itu kasih belas.

Dib’rinya Putra Tunggal-Nya, supaya kita lepas, supaya kita lepas. (Reff)

 

Kita harus bersaksi di dunia, tentang kuasa darah kudus.

Semoga yang masih sangsi, terima Sang Penebus, terima Sang Penebus. (Reff)

 

2.  KJ.427: “KUSUKA MENUTURKAN”

Kusuka menuturkan cerita mulia. Cerita tentang Yesus dan cinta kasih-Nya

Kusuka menuturkan cerita yang benar. Penawar hati rindu, pelipur terbesar

 

Reff:     Kusuka menuturkan, kusuka memasyhurkan. Cerita Tuhan Yesus dan cinta kasih-Nya.

 

Kusuka menuturkan, cerita mulia. Setiap kuulangi, bertambah manisnya.

Kusuka menuturkan sabda-Nya yang benar, dan yang belum percaya, supaya mendengar. (Reff)

 

3.  PKJ 266: “Dalam Nama Yesus Tuhanku"

Dalam Nama Yesus Tuhanku, sudah diampuni dosaku. Kusampaikan kini padamu, belas kasih-Nya bagimu

Karena Tuhan dengan cuma-cuma beri kuasa serta kasih-Nya. Meneruskannya kita pun harus pergi sampai ke ujung dunia

 

4.  PKJ 26 7: “Damai di Dunia”

Damai di dunia dan kitalah dutanya. Damai sejahtera, amalkanlah maknanya.

Allah, Bapa kita, kita anak-Nya. Rukun bersaudara, penuh bahagia

Damai di dunia dan inilah saatnya. Ucapkan ikrarmu, jalankan perintah-Nya

Setiap kata dan karya memuji nama-Nya. Damai di dunia, kini dan selamanya. Kini dan selamanya.