Di sela-sela berolahraga, seorang teman berkeluh betapa ia ingin segera berhenti dari pekerjaannya saat itu. Ia merasa tak sanggup lagi menjalankan perintah dari atasannya. Perintahnya seringkali rumit, tidak jelas dan sulit diwujudkan. Ia juga mendapat cap karyawan yang tidak taat atau pembangkang karena seringkali tak sungguh-sungguh bekerja dan mempertanyakan perintah atasannya.

Tentu kita sepakat bahwa perintah yang rumit, tidak jelas dan sulit diwujudkan bisa menjadi alasan orang enggan untuk taat. Hal serupa bisa kita kenakan pada para pelayan dalam kisah perkawinan di Kana. Pesta perkawinan itu menghadapi masalah ketika mereka kekurangan anggur. Yesus menyuruh para pelayan untuk mengisi tempayan-tempayan dengan air, mencedok dan membawanya kepada pemimpin pesta.

Jika Saudara menjadi salah satu dari para pelayan itu, apakah tanggapan Saudara? Bisa jadi ada dari Saudara yang mempertanyakan perintah itu. Dan jika kita pikir-pikir lebih jauh, bukankah perintah itu sangat berisiko? Bagaimana bila saat pemimpin pesta mengecap air itu, ia tetaplah serasa air biasa? Bukankah pelayan ini bisa mendapat teguran atau bahkan kehilangan pekerjaan?

Tetapi yang menarik dari kisah ini adalah kesediaan para pelayan untuk mengikuti perintah Yesus. Kita memang tidak tahu persis apakah para pelayan melakukan perintah itu atas dasar ketaatan atau dengan sungut-sungut. Kita tahu persis bahwa para pelayan tetap melakukannya sekalipun perintah itu tampak tak masuk akal.

Dalam hidup beriman, kita juga berbagi pengalaman yang mirip dengan para pelayan itu. Bukankah kita sering menjumpai perintah-perintah Tuhan yang tampak tak masuk akal untuk dilakukan? Sebut saja perintah “kasihilah musuhmu” atau “berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”. Jangankan mendoakan, untuk menyapa saja bisa jadi kita sudah enggan.

Kesediaan para pelayan melakukan perintah Yesus telah membawa sukacita dalam pesta perkawinan itu. Bahkan yang lebih penting adalah melalui peristiwa itu Yesus telah menyatakan kemuliaan-Nya dan membuat para murid percaya kepada-Nya (ayat 11). Menaati perintah Tuhan memang sulit. Tetapi ketaatan kita pada perintah-Nya dapat Tuhan pakai menjadi sebuah penyataan akan kemuliaan-Nya, membawa sukacita bagi orang lain dan membuat banyak orang menjadi percaya. Amin. DWE