Memasuki Masa Raya Natal hati kita dipenuhi syukur dan sukacita, “Kedatangan-Mu” akan segera kita rayakan. Segala bentuk penyambutan telah dipersiapkan dengan baik, mulai dari menghias rumah, baju baru, makanan yang akan dihidangkan dan perayaan-perayaan yang akan kita datangi. Semuanya itu tidak salah karena kita berusaha mempersiapkan dengan baik. Lalu bagaimana dengan Dia yang datang, sudahkah kita mempersiapkan Dia sebagai yang utama atau jangan-jangan diri kitalah yang menjadi pusat atas nama perayaan yang sedang kita nantikan.

Melalui bacaan Filipi 1:3-11, kita diajak untuk merenungkan diri “Kusongsong Bagaimana, Ya Yesus Datang-Mu”, dengan mengisi penantian yang bukan sekadar menyambut perayaan Natal namun seluruh ziarah iman kita, dengan memilih dan memberlakukan hidup benar. Walaupun Paulus mengirimkan suratnya dari dalam penjara, kepada Jemaat di Filipi, ia tidak sedang berada dalam keadaan terpenjara. Paulus dapat mengucap syukur dan bersukacita di tengah pergumulan, secara fisik ia terpenjara, tetapi jiwanya sungguh sehat dan prima. Karena penjara tidak dapat memisahkannya dari kasih karunia Tuhan, walaupun daging dikekang tetapi jiwanya tetap selalu bebas. Betapa beratnya pun masalah yang ada, iman tetap memancarkan sukacita dan pengharapan.

Maka ketika pergumulan itu datang bagaimana tanggapan iman kita? Iman akan diperhadapkan dengan kenyataan dan tindakan yang akan diperbuat. Perjalanan hidup dan kenyataan yang dihadapi akan mempertajam pengetahuan dan pengertian.  Ketajaman pengetahuan dan pengertian itu akan mengawal diri kita berjalan dalam kebaikan yang telah dimulai Allah dalam diri kita. Doa sekaligus nasehat Paulus disini tegas menyatakan “sehingga kamu dapat memilih yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus”. 

Di sini Paulus mengatakan “sehingga kamu dapat memilih apa yang baik”, kata memilih (dokimazein) berarti mencoba, menyelidiki, menguji. Maka kita akan melakukan sebuah pengujian berdasarkan pengetahuan dan pengertian yang bersumber dari iman, artinya ujilah segala sesuatunya dengan iman, bukan berdasarkan keinginan, persaan maupun kemauan. Selamat menantikan kedatangan-Nya. SRS

Kusongsong Bagaimana, Ya Yesus Datang-Mu

 (Filipi 1: 3-11)

Memasuki Masa Raya Natal hati kita dipenuhi syukur dan sukacita, “Kedatangan-Mu” akan segera kita rayakan. Segala bentuk penyambutan telah dipersiapkan dengan baik, mulai dari menghias rumah, baju baru, makanan yang akan dihidangkan dan perayaan-perayaan yang akan kita datangi. Semuanya itu tidak salah karena kita berusaha mempersiapkan dengan baik. Lalu bagaimana dengan Dia yang datang, sudahkah kita mempersiapkan Dia sebagai yang utama atau jangan-jangan diri kitalah yang menjadi pusat atas nama perayaan yang sedang kita nantikan.

Melalui bacaan Filipi 1:3-11, kita diajak untuk merenungkan diri “Kusongsong Bagaimana, Ya Yesus Datang-Mu”, dengan mengisi penantian yang bukan sekadar menyambut perayaan Natal namun seluruh ziarah iman kita, dengan memilih dan memberlakukan hidup benar. Walaupun Paulus mengirimkan suratnya dari dalam penjara, kepada Jemaat di Filipi, ia tidak sedang berada dalam keadaan terpenjara. Paulus dapat mengucap syukur dan bersukacita di tengah pergumulan, secara fisik ia terpenjara, tetapi jiwanya sungguh sehat dan prima. Karena penjara tidak dapat memisahkannya dari kasih karunia Tuhan, walaupun daging dikekang tetapi jiwanya tetap selalu bebas. Betapa beratnya pun masalah yang ada, iman tetap memancarkan sukacita dan pengharapan.

Maka ketika pergumulan itu datang bagaimana tanggapan iman kita? Iman akan diperhadapkan dengan kenyataan dan tindakan yang akan diperbuat. Perjalanan hidup dan kenyataan yang dihadapi akan mempertajam pengetahuan dan pengertian.  Ketajaman pengetahuan dan pengertian itu akan mengawal diri kita berjalan dalam kebaikan yang telah dimulai Allah dalam diri kita. Doa sekaligus nasehat Paulus disini tegas menyatakan “sehingga kamu dapat memilih yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus”. 

Di sini Paulus mengatakan “sehingga kamu dapat memilih apa yang baik”, kata memilih (dokimazein) berarti mencoba, menyelidiki, menguji. Maka kita akan melakukan sebuah pengujian berdasarkan pengetahuan dan pengertian yang bersumber dari iman, artinya ujilah segala sesuatunya dengan iman, bukan berdasarkan keinginan, persaan maupun kemauan. Selamat menantikan kedatangan-Nya. SRS