Pernahkah kita berniat mengakhiri pelayanan yang sedang kita jalani saat ini? Apa yang membuat kita ingin menyerah dan berhenti melayani? Apakah karena persoalan hidup, kondisi kesehatan kita atau tekanan dari banyak orang? Jikalau kita nyaris menyerah, marilah kita belajar dari Paulus dan Silas dalam perjalanan pelayanannya di Filipi.

Banyak tantangan yang dialami Paulus dan Silas. Tantangan pertama, Paulus mengalami gangguan ketika bertemu seorang hamba perempuan yang memiliki roh tenung. Perempuan ini terus mengganggu dan meresahkan Paulus dengan kata-katanya, sehingga Paulus tidak tahan lagi, dan mengusir roh tenung dalam diri Perempuan itu. Setelah mengusir roh tenung itu dalam nama Kristus, ternyata ada persoalan baru, Paulus dan Silas harus menghadapi para tuan yang memperkerjakan hamba perempuan ini. Para tuan mengalami kerugian besar karena hambanya telah bebas dari roh tenung. Para tuan itu terganggu dengan perbuatan Paulus dan Silas. Mereka langsung menyeret Paulus dan Silas untuk dibawa ke penguasa-penguasa kota. Mereka dituduh sebagai pengacau dan penyesat. Orang-orang di kota itu pun membenarkan tuduhan para tuan itu sehingga mereka didera berkali-kali dan akhirnya dimasukkan ke dalam penjara.

Paulus dan Silas kehilangan kebebasan dalam memberitakan Kristus dan mendapat perlakuan paling buruk saat di dalam penjara. Mereka ditempatkan ke dalam ruang yang paling tengah dan kaki mereka dibelenggu dengan pasungan yang kuat. Tidak hanya itu, mereka dijaga khusus oleh kepala penjara. Apa yang dilakukan Paulus dan Silas dalam kesesakkannya? Ayat 25 menyebutkan bahwa Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Mereka tidak menyerah! Lalu terjadilah gempa yang hebat sehingga terbuka semua pintu dalam penjara dan pasung yang membelenggu Paulus dan Silas. Melihat situasi itu, Kepala penjara menjadi sangat takut karena jika tahanan itu bebas berarti petaka bagi dirinya. Ia harus mempertanggungjawabkan kelalaiannya dengan nyawanya. Ia hendak mencelakakan dirinya tapi dicegah oleh Paulus. Paulus pun menawarkan keselamatan dari Allah kepadanya. Ia menerima keselamatan itu dan percaya kepada Kristus. Ia membawa seisi rumahnya untuk percaya kepada Kristus dan memberi diri dibaptis. Puji Tuhan! Allah tidak hanya menolong Paulus dan Silas tetapi juga menyelamatkan Kepala penjara dan seisi rumahnya. Ketekunan Paulus dan Silas memberitakan Injil telah membuahkan pertobatan Kepala penjara dan seisi rumahnya.

Saudara yang terkasih, Allah tidak mau kita menyerah. Allah mau kita tetap teguh dan setia apa pun kondisi kita. Ingatlah, jerih payahmu dalam pekerjaan Kristus tidak pernah sia-sia. Kristus menguatkan dan memampukan kita. (LMP)