SPIRITUALITAS AKSI DOA, PUASA DAN BERPANTANG DALAM MINGGU-MINGGU PRAPASKAH


 

Dalam sejarahnya, gereja perdana menganggap serius pengenangan akan peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus, oleh sebab itu mereka membuat sebuah masa persiapan sebelum merayakan Paskah. Masa persiapan itu yang disebut sebagai masa Prapaskah. Baru pada abad ke-6, masa persiapan diisi dengan doa dan puasa yang dimulai pada hari Rabu, 40 hari sebelum Paskah (dengan mengurangi hari Minggu).

Masa PraPaskah merupakan masa penuh rahmat, karena dalam masa ini kita diajak untuk mempersembahkan diri secara khusus kepada Allah dengan me- nyadari bahwa kita adalah manusia berdosa yang membutuhkan keselamatan dengan jalan mengurung segala bentuk dosa sekaligus menyadari betapa besar kerahiman dan keterbukaan Allah untuk menerima segala niat dan usaha baik kita. Semangat dasar yang ingin dikembangkan dan diraih dalam masa ini adalah kerinduan untuk membenahi, menguduskan dan menyelaraskan diri kita dengan kehendak Allah. Pertobatan ini menuntut agar dosa dan kelalaian disingkapkan, diungkapkan dan diakui. Penghayatan pertobatan yang beroleh belas kasih Allah yang mengampuni segala dosa dan menyucikan kita dari segala kejahatan. “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jikalau kita me- ngaku dosa kita maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (I Yoh 1:8-9).

Bertobat berarti kita menyesuaikan keberadaan kita dengan kehendak Allah. Karena itu, kita rela meninggalkan kecenderungan kepada dosa, dan hanya mencari dan menyandarkan seluruh hidup kepada Yesus Kristus, Tuhan kita. Semua usaha pertobatan ini ingin menghidupkan peran serta kita sebagai pribadi maupun Gereja pada Misteri Agung Paskah Kristus. Sarana untuk mengungkapkan penghayatan akan pertobatan di dalam Masa PraPaskah selain lebih tekun mendengar dan merenungkan Firman Tuhan, adalah Doa, Berpantang dan Berpuasa. Dengan demikian, spiritualitas Masa PraPaskah menghantar kita juga pada spiritualitas sosial.

Teringat akan firman Tuhan juga dalam Yesaya 58:6-10:
“Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!

 


Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.
Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.”

Aksi Doa, Puasa dan Berpantang di minggu-minggu PraPaskah seperti telah terselenggara tahun lalu, pada tahun 2016 ini, mulai di Rabu Abu, selama 6 minggu Masa PraPaskah, jemaat kembali diajak melakukan Aksi Doa, Puasa dan Berpantang di minggu-minggu PraPaskah.  
Dalam Aksi Doa, Puasa dan Pantang ini, selama 6 minggu (40 hari sejak Rabu Abu), jemaat dihimbau menyisihkan secara khusus dana yang biasa digunakan  untuk membiayai kesenangan yang mengikatnya, seperti kesenangan makan, minum, nonton, belanja, kebiasaan konsumtif lainnya, dikumpulkan dalam bentuk persembahan bagi Tuhan. Persembahan khusus ini akan dikumpulkan sebagai wujud Aksi Doa, Puasa dan Pantang dan kemudian akan disa- lurkan bagi pelayanan kepada orang-orang yang membutuhkannya.

Pada hari Minggu kita masukkan dalam kotak khusus Aksi Doa, Puasa dan Berpantang di “POJOK PASKAH” yang akan disediakan dan dilayani oleh Panitia Paskah pada setiap jam kebaktian Minggu, mulai tanggal 14 Februari 2016 sampai Minggu Paskah 27 Maret  2016.

Berapa pun uang yang terkumpul dari Aksi Doa, Puasa dan Berpantang ini serta penggunaannya akan kami wartakan dalam Warta Jemaat.
Selamat melaksanakan Aksi Doa, Puasa dan Berpantang.
Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua.


Salam,
Panitia Paskah 2016
GKI Kebayoran Baru


1Susan Fr. Sahusilawane dalam tulisan yang diberikan dalam Lokakarya Minggu-minggu Masa Prapaskah yang diadakan oleh Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, 29-30 Januari 2016.