Tahukah kita lagu “mengikut Yesus keputusanku.” Lagu yang tidak asing ditelinga kita. Lirik lagu ini, diambil dari kata-kata terakhir yang diucapkan seorang lelaki berasal dari Assam, sebuah desa di Timur Laut India. Dia bersama keluarganya, memutuskan menerima Tuhan Yesus pada pertengahan abad ke 19. Kepala suku Assam memaksanya untuk meninggalkan imannya, namun lelaki itu berkata “I have decided to follow Jesus” artinya “Mengikut Yesus Keputusanku.” Walaupun kepala suku dan penduduk mengancam akan memenggal kepalanya dan keluarganya, namun lelaki itu tidak gentar dan tetap berkata “Though no one joins me, still I will follow” artinya “Tetap Kuikut Walau Sendiri.” Isterinya telah dibunuh karena iman mereka, dan pada akhirnya lelaki itupun dieksekusi, ketika sedang menyanyikan “The cross before me, the world behind me” yang artinya “Salib di depan, dunia di belakang.”  Kisah ini menunjukkan, bahwa kematian sekalipun tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah, seperti yang diungkapkan oleh Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma.

Surat Paulus kepada jemaat di Roma, ditulis sebelum ia dapat mengunjungi mereka. Surat-suratnya bertujuan, sebagai pengenalan akan ajaran-ajaran Kristen sebelum ia sendiri dapat mengajarkannya. Fokus dari perikop ini adalah, Paulus ingin menguatkan umat Kristen di Roma, agar dapat bertahan di tengah penolakan, penganiayaan, bahkan bayang-bayang kematian, yang akan mereka alami. Umat memiliki pengharapan, bahwa sehebat apapun penderitaan itu, tidak akan memisahkan mereka dari kasih Allah (ay 39).

Bagaimana dengan kita? Pernahkah kita merasa terpisah dari Allah? Apa yang membuat kita merasa terpisah dari Allah? Apakah Karena ketidakadilan, sakit penyakit, dukacita, atau maut? Apakah kita hanya melihat kehadiran Allah dari berkat-berkat-Nya saja? Apakah saat penderitaan datang kita berkata “di manakah Allah? Apakah Ia hanya menonton penderitaanku saja?” ingatlah bahwa surat ini ditulis oleh seorang yang tidak luput dari penderitaan dan penganiayaan, demi imannya kepada Kristus. Dalam penderitaannya, ia menyaksikan kehadiran Allah dan berkata: “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Ini bukan hanya keyakinan Paulus, tetapi ini adalah keyakinan kita Bersama sebagai pengikut Kristus. Kita yang dalam penderitaan tetap memegang teguh iman percaya kita. Selamat beriman di tengah badai kehidupan kita, Tuhan menolong kita. (LMP)