Memasuki masa Adven berarti kita diajak untuk menantikan kedatangan-Nya kembali. Adven bukan sekedar sebagai kesempatan di mana kita sebentar lagi akan merayakan Natal. Adven merupakan masa di mana dimana kita diajak untuk menyadari akan keberadaan diri kita sebagai orang berdosa. Gereja yang tidak lain persekutuan orang beriman diajak melihat ke belakang dengan kelahiran seorang bayi di Betlehem dan pandangan ke depan yang akan datang kembali sebagai Tuhan dan sekaligus hakim yang akan mengadili.

Pesan mendalam pada saat kita memasuki masa Adven dengan terus mawas diri bahwa hari Tuhan bukanlah kiamat yang sering diartikan sebagai penghancuran dan akhir dari kehidupan.  Hari itu justru merupakan hari berkat karena Tuhan Yang Mahakuasa menyatakan dirinya. Tuhan yang telah hadir dengan kedatangan-Nya yang pertama konsisten dan konsekuen, setia, dapat dipercaya oleh karena itu Firman-Nya akan digenapi sehingga percayakanlah penuh diri kita kepada-Nya. “Bangkitlah dan angkatlah mukamu” kita diajak untuk berdiri tegak dan mengangkat kepala kita yang tidak lain sikap keyakinan diri yang penuh harapan, keberanian dan semangat dalam menghadapi bahaya atau kesulitan.

Kita tidak akan pernah tahu kapan kedatangan Tuhan itu terwujud secara pasti dan yang terpenting bagi kita orang beriman adalah terus berjaga-jaga dan berdoa. Sangat jelas bagi kita, menantikan kedatangan Tuhan bukan berdiam diri dengan sikap pasif tetapi aktif dan positif. Godaan besar yang mengancam kita orang beriman bukan kematian phisik namun hidup yang mematikan dengan perilaku mengejar kenikmatan, keserakahan, penguasaan diri, kemabokan dan segala tindakan yang menjauhkan diri dari Tuhan. Jangan sampai gereja menjadi tempat cuci uang, sebagai pelarian untuk membenarkan diri bagi orang yang mengatakan diri “Kristen”. Kedatangan-Nya kembali menjadi berkat tergantung dari kita yang menjalani hidup pada masa kini. Kita diajak untuk mewujudkan nilai Kerajaan Allah dengan sikap dan cara yang berkenan di hadapan-Nya. Selamat menghayati makna Adven. Tuhan memberkati. Amin. (SRS)