Banyak orang mengartikan ibadah sebagai bentuk ritual yang dijalankan seperti kebaktian pada hari Minggu, doa, pembacaan Alkitab dan segala bentuk pelayanan rohani. Sementara kehidupan sehari-hari dan menjadi rutinitas yang kita jalani tidak dianggap sebagai ibadah. Oleh karena pemisahan pemahaman mengenai ibadah maka tidak jarang beberapa orang bertindak alim dalam menjalankan ritualnya, namun tidak peduli dengan kehidupan nyata yang dijalankan sehari-hari.

Melalui surat kepada Jemaat Kristen di Roma, Rasul Paulus mengingatkan bahwa panggilan mereka sebagai orang percaya adalah untuk mewujudkan hidup yang berkenan dalam seluruh aspek hidup yang dijalani. Seluruh panggilan hidup orang percaya adalah ibadah, baik yang diwujudkan dalam ibadah yang dirayakan maupun ibadah dalam tindakan sehari-hari. Jadi ibadah yang dirayakan dalam bentuk ritual mendasari ibadah yang diwujudkan melalui tutur kata, perbuatan dan seluruh aspek hidup yang menjadi panggilan orang beriman. Dengan kesadaran akan pemahaman pada ibadah yang berkenan maka penguasaan diri akan membawa dampak kebaikan dalam hidup bersama.

Alangkah indah bila kita mampu mewujudkan ibadah yang bekenan karena semua yang dilakukan didasarkan pada kesadaran yang disertai rasa takut akan Tuhan. Karena setiap pribadi menyadari keberadaannya, maka dalam hidup bersama mereka menyadari kelemahan dan kekurangan satu terhadap yang lain, sehingga dalam hidup bersama mereka mampu menerima sesamanya yang memiliki karunia berbeda. Dengan aneka karunia yang ada, maka panggilan hidup yang tidak lain menjadi ibadah, menjadi kebaikan bagi sesama, termasuk kepada mereka yang belum menerima Kristus. Amin. (SRS)