Tema ibadah kita saat ini: bekerja mendatangkan kebaikan dunia! Seringkali ketika kita membaca dan mendengar tema ini, maka pikiran kita tertuju pada manusia yang sedang menderita.  Pikiran kita sangat berorientasi pada diri kita sendiri (manusia), sehingga kita lupa bahwa ada yang lebih menderita dari manusia yaitu bumi dan dunia. Sebab bumi dan dunia memberikan apa yang dibutuhkan oleh manusia. Sedangkan manusia mengambil dengan rakusnya tanpa mengingat untuk menjaga dan merawat bumi dan dunia. Hal ini mengakibatkan rusaknya alam ciptaan Tuhan, bumi-dunia beserta segala isinya atau yang dikenal dengan istilah krisis ekologi.

                  Bila kita mengingat kisah penciptaan dalam kitab Kejadian, maka Allah terlebih dahulu menciptakan bumi dan segala isinya, barulah manusia di tempatkan oleh-Nya untuk berkuasa atas semua ciptaan Allah. Tujuan untuk berkuasa ini adalah tugas yang kudus dan suci, sebab manusia ditugaskan untuk menjaga ciptaan Allah. Untuk menjaga dan berkuasa atas segala ciptaan Allah, manusia diciptakan seturut dengan gambar Allah dan diberkati-Nya (Kej 1: 27-28). Namun dosa manusia membuat gambaran Allah pada dirinya rusak dan tentu saja berakibat pada rusaknya relasi manusia dengan alam. Dimana alam di dunia ini dieksploitasi dengan tak bertanggung jawab, demi pemenuhan kepentingan manusia tanpa rasa hormat kepada Allah Sang Pencipta bumi dan segala isinya. Keserakahan manusia berakibat pada kesengsaraan manusia itu sendiri, seperti longsor, banjir, dan global warming. Kita seperti masuk dalam lingkaran krisis ekologi yang tak pernah putus.  Lalu apa yang harus kita lakukaan saat ini untuk mendatangkan kebaikan bagi dunia? Bukankah kita juga sedang menderita bersama makhluk hidup lainnya? Firman Tuhan pada pagi hari ini, menolong kita.

                  Surat Paulus kepada jemaat di Roma mengatakan bahwa saat ini semua makhluk termasuk kita sedang merasa sakit dan kita semua menantikan dalam pengharapan, kehadiran anak-anak Allah untuk dapat membebaskan dunia dari penderitaan yang sedang dijalani. Dan dalam  pengharapaan tersebut kita harus bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi dunia. Kita harus mengerjakan pengharapan-pengharapan kita walaupun belum terlihat hasilnya. Sebab Allah juga turut bekerja dalam segala sesuatu,  untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap anak-anakNya (Roma 8:28). Inilah kekuatan dari pengharapan yang tak terlihat namun memiliki daya yang kuat untuk mendatangkan kebaikan bagi dunia. Sebab kita percaya bahwa kita adalah gambaran Allah yang sempurna yang serupa dengan gambaran Anak-Nya. Yesus Kristus adalah gambaran Allah yang tak bercacat dan rusak, di dalam Yesus Kristus, pemulihan untuk dunia terjadi. Maka bila kita ingin memulihkan dunia, hiduplah dalam Kristus, Sang Anak Allah.

                  Di dalam kompleksitas persoalan krisis ekologi (hubungan manusia dan alam yang rusak), iman kristen justru kita memiliki daya untuk memperbaikinya yaitu kekuatan iman yang berpengharapan, bahwa semua penderitaan saat ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan kita dapatkan nantinya. Asalkan kita tak putus asa serta mau untuk sungguh-sungguh hidup dalam gambaran Anak Allah, Yesus Kristus. Dan itu berarti bertobat untuk tidak merusak alam dan mulai untuk setahap demi setahap turut serta memperbaiki dunia yang rusak. Amin. (RP)