Jadwal Kebaktian Lihat Arsip

Jadwal Kebaktian : Minggu 23 Maret 2014

"YA, KAMI PERCAYA KARENA PERKATAAN-NYA"

——— (Yohanes 4 : 4 - 26, 39 - 42)

Suatu kenyataan yang tidak pernah dibayangkan perempuan Samaria yang datang ke sumur Yakub pada tengah hari bahwa dirinya bertemu dengan Mesias. Adakah keengganan ia bertemu dengan perempuan lain? Biasanya para perempuan datang ke sumber air pada pagi atau sore hari. Selain teriknya sinar matahari, siang hari adalah waktu sembayang. Perempuan itu tidak ingin diketahui orang lain. Bisa jadi dia bergumul dengan kehidupannya, terbelenggu oleh persoalan. Kedatangannya ke sumur secara tersembunyi agar tidak diketahui orang menunjukkan perilaku tidak umum. Perempuan itu menjauh dari masyarakat dan berusaha melakukan segala sesuatu sendiri, termasuk keterikatannya pada sumur Yakub untuk mendapatkan air dilakukannya sendiri. Percakapannya dengan Yesus dari segi budaya merupakan hal yang tidak umum. Laki-laki berbicara dengan perempuan, terlebih mereka berbeda ’golongan’ dianggap tidak pantas. Masyarakat Yahudi tidak berkomunikasi dan berhubungan dengan Masyarakat Samaria. Masing-masing mempertahankan statusnya, orang Yahudi menganggap dirinya unggul sebagai bangsa pilihan Allah, sedang orang Samaria dianggap kedudukannya lebih rendah dari mereka. Yesus menyingkirkan pandangan yang berlaku secara umum. Yesus tahu perempuan itu butuh keslamatan dan pemulihan diri. Yesus menawarkan air untuk menghilangkan dahaga, bukan air dari sumur di depanNya melainkan air kehidupan yang diperlukan perempuan itu yaitu keselamatan. Perempuan itu butuh diterima dan diakui keberadaannya. Pengakuan dirinya setelah ditegur Yesus berkaitan dengan perilaku hidup yang dijalani telah menyadarkan dirinya bahwa ia belum mengerti kebenaran dan keselamatan. Perempuan itu mengingat tradisi penyembahan yang berbeda antara dirinya sebagai orang Samaria dan Yesus sebagai orang Yahudi. Yesus menegaskan, ”Percayalah kepadaKu, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. ......Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran.” (ay 21-24). Jadi untuk menyembah Allah tidak terikat pada tempat seperti kota suci Yerusalem atau di gunung-gunung tertentu tetapi dalam roh dan kebenaran. Betapa bahagianya perempuan itu setelah mengetahui bahwa orang yang bersamanya adalah Mesias yang disebut Kristus. Perjumpaan yang menyebabkan kepercayaan perempuan itu menjadikan dirinya tidak peduli dengan apapun yang terjadi. Yang terpenting perkataan Yesus telah menghidupkan dirinya, mendorong perubahan luar biasa dan menyaksikan Sang Mesias yang dijumpainya. Melalui perempuan yang berjumpa dan diselamatkan iman kehidupannya itu menjadikan banyak orang Samaria menjadi percaya. Tuhan tidak hanya memakai perempuan Samaria, namun juga memakai setiap orang yang menyediakan diri untuk berjumpa dengan Mesias. Dia tidak mempedulikan siapa kita karena yang terpenting mereka mau mendengar perkataanNya dan bersedia berubah. Pada Masa Prapaskah ketiga inipun, kita yang sudah percaya kembali diingatkan untuk terus mendengar dan percaya pada perkataanNya dengan terus memperbaharui diri. Amin. (SRS). Upload by EG08072014

Pelayan Kebaktian