Hari Minggu ini kita memasuki minggu terakhir dalam kalender gerejawi. Minggu depan kita akan memasuki tahun baru dalam kalender gerejawi yang ditandai dengan Minggu Adven I. Minggu ini dikenal dengan Minggu Kristus Raja. Dari istilah Minggu Kristus Raja, jemaat diajak untuk mengingat dan menghayati kembali ke-Mahakuasa-an Kristus. Ia berkuasa di bumi dan di surga.

Minggu Kristus Raja memberi dua makna bagi kita. Pertama, karena Kristus memerintah dan berkuasa atas bumi dan surga, maka segala sesuatu tunduk di bawah pemerintahan-Nya. Segala sesuatu itu termasuk hal-hal, orang-orang, kelompok-kelompok, ideologi-ideologi yang mengancam kedamaian hidup pemberian Tuhan.

Pemazmur menggambarkannya dalam kedahsyatan di ayat 9-10 :

“Pergilah, pandanglah pekerjaan TUHAN, yang mengadakan pemusnahan di bumi, yang menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi, yang mematahkan busur panah, menumpulkan tombak, membakar kereta-kereta perang dengan api!”

Pemazmur menyebutkan bahwa Tuhan mengadakan pemusnahan bukan dalam arti yang negatif. Tetapi pemusnahan yang membuat busur panah patah, tombak menjadi tumpul, dan kereta-kereta perang dibakar habis. Dengan kata lain, Tuhan ingin perang berhenti. Tuhan mendambakan kedamaian dalam hidup ciptaan-Nya.

Kedua, kalau kita menghayati bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu, maka kita sepakat dengan pemazmur di ayat 3-4 :

“Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang  di dalam laut; Sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya.”

Dengan kata lain, sekalipun dunia kacau balau dan membawa kita pada kesesakan, kita tidak akan takut. Dasar keberanian pemazmur termaktub jelas di ayat 2:

“Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.”

Bukankah ayat-ayat Mazmur hari ini begitu dekat dengan kondisi kita saat ini? Demonstrasi yang berujung tindakan anarki, teror bom di Samarinda, berita-berita (yang belum tentu benar) yang dengan sengaja diproduksi untuk menyebar teror, isu-isu yang memecah belah persatuan dan menyuburkan kebencian, serta hal-hal yang mengancam perdamaian adalah sederetan contoh. Kita bisa menambah panjang daftar itu.

Dalam keadaan semacam itulah Mazmur 46 bergema menyapa kita. Oleh karena itu, mari kita menghayati dua makna dalam Minggu Kristus Raja, menghayatinya, sambil menyanyikan refrein Mazmur 46 yang terdapat pada ayat 8 dan 12 :

“Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub.”  - Amin!

(DBE)