Bahagia adalah keadaan yang membuat suasana hati senang dan tenteram atau damai. Hal ini telah dialami oleh Elisabet yang di hari tuanya diijinkan mengandung seorang anak laki-laki yang harus dinamai Yohanes. Dan Yohanes akan besar di hadapan Tuhan, tidak minum minuman keras, penuh dengan Roh Kudus dan membuat banyak orang berbalik kepada Tuhan Allah, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan (Lukas 1 : 13 – 17).

Namun ternyata Elisabet juga mengalami keadaan yang lebih membahagiakan, yaitu perjumpaan dengan saudaranya Maria. Maria juga telah mengandung seorang anak laki-laki dan harus dinamai Yesus, yang datang mengunjungi Elisabet. Lawatan Maria ini telah membuat Elisabet bersaksi :

1.   Ibu Tuhanku mengunjungi aku,

2.   anak dalam rahimnya melonjak bergembira,

3.   berbahagialah ia yang telah percaya.

Kesaksian Elisabet menyatakan bahwa setiap orang yang percaya berbahagia, karena telah dilawat oleh Tuhan dan apa yang dikatakan Tuhan akan terlaksana. Melalui malaekat, Tuhan memberitahu Maria bahwa Yesus akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi dan Ia akan menjadi Raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan (Lukas 1 : 32-33).

Berbahagialah kita yang percaya Yesus adalah Anak Allah Yang Mahatinggi dan kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan! (JHW)