Kemuliaan seseorang kerap diukur dari seberapa tinggi kedudukan atau jabatannya, seberapa besar kekayaannya atau kemakmurannya, serta seberapa mashyur namanya dikenal orang. Dalam KBBI, mulia memang berarti tinggi (tentang kedudukan, pangkat, martabat), tertinggi, terhormat. Tetapi ini bukan satu-satunya arti dari mulia. Arti lain dari kata mulia dalam KBBI adalah luhur (budi dan sebagainya); baik budi (hati dan sebagainya).

Dalam bacaan Alkitab hari ini, penginjil menceritakan tentang beberapa orang Yunani yang ingin berjumpa dengan Yesus dan mengutarakan keinginannya pada Filipus. Bersama Andreas, Filipus menyampaikan keinginan orang Yunani itu kepada Yesus. Alih-alih mengabulkan atau tidak mengabulkan keinginan orang Yunani itu, Yesus justru menjawab: “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan (ay. 23).” Apa artinya “Anak Manusia dimuliakan” itu? Yesus mengibaratkannya seperti biji gandum, “... jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah (ay. 24).” Rupanya, kemuliaan yang Yesus maksudkan adalah ketika ia harus menjalani penderitaan hingga kematian. Hal ini ditegaskan oleh penginjil di ayat 32 dan 33: [“... dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.]

Bagaimana hal semacam itu mungkin terjadi? Bukankah kemuliaan dan penderitaan adalah dua hal yang bertolak belakang? Dapatkah ditemukan kemuliaan dalam penderitaan? Bagi Yesus, hal itu mungkin! Dalam iman, kita pun mengakuinya, yaitu bahwa pengorbanan Yesus bagi kita adalah sebuah tindakan yang mulia.

Kepada kita umat-Nya di masa kini, Yesus berpesan: “Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku.” Mengikut Yesus berarti mengikuti apa yang ia teladankan, yaitu rela berkorban. Mewujudkan nilai rela berkorban dalam kehidupan sehari-hari bukanlah hal yang mudah. Tak jarang, rela berkorban membawa kita pada situasi yang menyakitkan. Tetapi bagi kita yang setia menghidupi teladan Yesus, ada janji yang menanti yaitu “... di mana Aku berada, di situ pelayan-Ku berada” dan “Barang siapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.” Mungkin bukan kedudukan dan kehormatan dari manusia yang kita dapatkan, ketika terus berupaya mewujudkan nilai pengorbanan Yesus dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi senantiasa berada bersama Yesus dan dihormati oleh Bapa adalah dua hal yang Ia janjikan. Selamat memasuki minggu Pra-Paskah V. Amin.  (DWE)