Oh, betapa mudahnya hidup ini jika harus mengambil keputusan ketika hidup baik-baik saja. Sayangnya, fakta kehidupan kita menunjukkan hal yang sebaliknya. Tidak jarang hidup membawa kita pada pergumulan-pergumulan, situasi-situasi yang menyebabkan kita galau. Bahkan, ada saat di mana kita harus mengambil keputusan di tengah kegalauan itu. Di sini sulitnya hidup sekaligus seninya hidup.

Yusuf pernah berada pada situasi serupa. Hidup Yusuf berubah ketika ia mengetahui bahwa Maria, tunangan yang begitu dikasihinya mengandung. Didorong oleh rasa cinta dan ketulusan hati Yusuf, ia berencana menceraikan Maria diam-diam. Selagi Yusuf mempertimbangkan rencana itu, malaikat Tuhan menampakkan diri dalam mimpi.

“Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” (ayat 20)

Malaikat Tuhan meneguhkan Yusuf bahwa kehamilan Maria itu bukan peristiwa insani semata. Tetapi ada rencana, keterlibatan dan karya ilahi dalam peristiwa itu. Hal ini penting bagi Yusuf, karena lewat peneguhan ini segala prasangka yang mungkin muncul dalam benak Yusuf pada Maria dapat teratasi. Setelah mengetahui bahwa ada rencana, keterlibatan dan karya ilahi dalam peristiwa insani itulah, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan.

Tetapi jangan sampai kita membayangkan bahwa setelah berhasil mengambil keputusan di tengah kegalauan, maka otomatis masalah berakhir. Belum tentu! Setelah Yusuf mengambil Maria menjadi istri dan Yesus lahir, ia sekeluarga harus mengungsi ke Mesir karena Herodes berniat membunuh semua anak di Betlehem (Mat. 2:13-15). Artinya, akan selalu ada konsekuensi yang mengikuti di belakang keputusan. Tetapi sepanjang keputusan itu kita ambil dengan kesadaran, bahwa ada campur tangan Tuhan, maka Ia akan terus mengawal.

Dari Yusuf kita belajar: menyadari bahwa ada rencana, keterlibatan dan karya ilahi dalam berbagai peristiwa insani sehari-hari, dapat menolong dan menuntun kita mengambil keputusan di tengah kegalauan sekalipun. Jadi, jika hidup membawa kita pada kegalauan, mari kita bertanya: apa rencana, keterlibatan dan karya ilahi yang ingin Tuhan nyatakan lewat peristiwa tersebut?

Selamat mengambil keputusan di tengah kegalauan. Selamat menemukan rencana, keterlibatan dan karya ilahi lewat berbagai peristiwa hidup kita sehari-hari. Imanuel: Allah menyertai kita!

(DBE)