Menurut organisasi kesehatan dunia, WHO, sebanyak 800 ribu orang di seluruh dunia termasuk di Indonesia, tewas akibat bunuh diri setiap tahunnya. Itu artinya, setiap 40 detik ada satu orang yang tewas akibat bunuh diri. Banyak alasan orang bunuh diri, namun faktor utamanya karena tak mampu lagi menahan tekanan hidup yang berat karena berbagai ancaman, misalnya saja persoalan ekonomi. Beratnya pergumulan hidup, membuat manusia memilih untuk bunuh diri atau mengakhiri perjalanan hidup mereka. Mereka melihat bahwa perjalanan hidup, tak ada tujuan dan artinya lagi, sehingga mereka mengakhiri sendiri kehidupannya.

Suicide atau bunuh diri, mungkin itu juga pemikiran orang Farisi kepada Yesus ketika mereka mengetahui bahwa Yesus akan masuk ke Yerusalem. Bagi mereka masuknya Yesus ke Yerusalem adalah sebuah tindakan bunuh diri, sebab Herodes akan membunuh Dia di sana. Orang Farisi menegur Yesus agar sebaiknya tidak masuk ke Yerusalem. Apakah dengan peringatan ini, orang Farisi hendak menghindarkan Yesus dari kematian? Jelas tidak. Orang Farisi sedang tidak bermaksud untuk menolong Yesus, namun hanya ingin menakuti Dia dengan harapan Yesus tidak melakukan pelayanan-Nya lagi serta takluk di bawah Herodes.Orang Farisi dan Herodes memiliki motivasi yang sama, yaitu menghentikan pelayanan Yesus di Galilea.

Lalu bagaimana sikap Yesus? Apakah Ia mundur dari perjalanan-Nya?  Yesus tetap meneruskan perjalanan-Nya, bahkan menjemput ancaman tersebut! Apakah sikap hidup Yesus ini sebuah bunuh diri? Jelas tidak. Yesus tetap meneruskan perjalanan-Nya sebab Ia tahu tujuan hidup-Nya, yaitu tetap taat dan setia dalam rencana Allah walau ancaman itu jelas

di hadapan mata-Nya. Yesus sadar, bahwa hidup-Nya bukan untuk diri-Nya sendiri, tetapi untuk Allah dan manusia yang membutuhkan pertolongan-Nya. Yesus tahu betul, waktu-Nya tak akan lama lagi di dunia. Ia akan mati. Namun demikian, selagi hidup, Ia akan tetap meneruskan perjalanan-Nya dengan gagah berani untuk melayani mereka yang menderita.Yesus tidak mengakhiri perjalanan, namun meneruskannya. Ia fokus pada kehidupan dan bukan kematian. Hidup dan mati-Nya di tangan Allah, bukan di tangan manusia. Bagaimana dengan kita? Tema hari ini mengajak kita untuk tetap meneruskan perjalanan hidup walau kita tahu ada ancaman di depan. Ancaman tersebut bisa berupa apa saja, sebab ancaman adalah bagian dari kehidupan. Jangan terfokus pada ancaman, namun pada apa yang menjadi tujuan hidup kita. Sebagai orang beriman, tujuan hidup kita adalah melaksanakan kehendak Tuhan, yang secara paripurna diteladankan oleh Yesus. Saat ini,angkat wajah, tegakkan badan, dan mantapkan langkah untuk meneruskan perjalanan hidup sekalipun penuh dengan ancaman. Takut maybe, mundur no! Allah menyertai orang-orang yang taat dan setia kepada-Nya. Selamat Pra Paskah ke-2! (RP)