Pada jaman Yesus berkarya di tengah bangsa-Nya, Bait Allah adalah bangunan yang sangat dikagumi karena kemegahannya. Murid-murid Yesus pun mengaguminya. Namun, betapa terkejut mereka tatkala Yesus mengatakan, bahwa bangunan megah itu akan diruntuhkan, tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Hampir tak percaya akan kata-kata Yesus, para murid bertanya tentang kapan peristiwa itu akan terjadi dan apa tandanya?

Sangat menarik, bahwa Yesus menolak untuk ditarik pada spekulasi tentang waktu dan tanda runtuhnya Bait Allah. Alih-alih menjelaskan tentang saat dan tanda, Yesus justru meminta para murid agar waspada, agar tidak disesatkan menjelang akhir dunia. Tetapi fokus Yesus bukan pada akhir dunia, atau tanda-tanda yang menyertainya. Fokusnya adalah pada apa yang harus dilakukan oleh para pengikut-Nya, apa pun situasi dan kondisi yang harus dihadapi. Seburuk apa pun situasi dan kondisinya, maka itu harus menjadi kesempatan untuk bersaksi. “Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi” (ay. 13). Seorang saksi adalah orang yang bisa memberi kesaksian untuk apa yang diketahui dan yang dialami. Menjadi saksi berlaku bagi kita, karena kita memiliki pengetahuan tentang Yesus Kristus dan karya-Nya, dan kita mengalami karya penyelamatan-Nya.

Yesus tahu betul menjadi saksi bagi-Nya bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Sebagai saksi bagi Yesus sangat dimungkinkan seseorang tidak mampu bertahan saat harus menerima berbagai tekanan dan kebencian. Bahkan sangat mungkin seorang saksi merasa takut sebelum memberi kesaksian karena khawatir tentang apa yang akan dikatakan. Yesus sangat memahami semua itu. Untuk mampu menjadi saksi-Nya, Yesus meneguhkan setiap kita agar :

1.   Tidak khawatir tentang apa yang akan kita katakan – atau apa yang orang akan katakan tentang kita.

2.   Berdiri teguh dengan keyakinan kokoh dan mempercayai, bahwa Yesus menyertai kita serta memberi hikmat.

3.   Tetap bertahan dalam kesetiaan kepada Yesus, sekalipun mengalami tekanan dan kebencian dari pihak lain.

Ketika kita mau menjalani kehidupan ini dengan menjadi saksi bagi Yesus, dan setia bertahan dalam berbagai kesulitan, tekanan, ancaman dan kebencian, maka hidup sejati telah Ia sediakan bagi kita. “Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu” (ay. 19).

Selamat menjadi saksi. (JWP)