Keterbatasan manusia untuk memastikan apa yang akan terjadi membuatnya untuk memilih. Memilih dan menentukan apa yang akan dilakukannya merupakan keputusan yang dibuat kita setiap hari. Akan tetapi nyatanya penentuan kita tidak selalu benar dan baik, karena keterbatasan kita itu.

Sedangkan Allah Bapa Mahatahu dan Mahakuasa, pada-Nya tiada keterbatasan. Maka jauh sebelum kejadian sudah diketahui-Nya, sehingga pilihan Allah sebelum dunia dijadikan bukanlah merupakan pilih kasih. Dan Allah yang juga Mahakasih merencanakan jalan keselamatan bagi manusia berdosa di dalam Kristus (ayat 9).

Allah Bapa dalam kasih-Nya menentukan kita semua untuk disela-matkan menjadi anak-anak-Nya sesuai kerelaan kehendak-Nya (ayat 5). Maka jikalau Allah memilih dan menentukan kita menjadi anak-anak-Nya adalah karena jauh sebelumnya Allah sudah tahu, bahwa kita akan percaya Injil keselamatan yang dimeteraikan dengan Roh Kudus (ayat 13).

Sebagai anak-anak Allah kita bersyukur dan mau menjadi puji-pujian bagi kemuliaan Allah Bapa (ayat 12). Kita hidup untuk kemuliaan Allah Bapa melalui kegiatan hidup kita sehari-hari. Kasih dan kebaikan Allah kita wujudnyatakan melalui perbuatan dan kerja kita dalam semua bidang usaha sesuai kehendak-Nya.

Ketentuan Allah Bapa yang menjadikan kita anak-anak-Nya mengha-ruskan kita hidup kudus (ayat 4b), yaitu hidup berbeda dengan kebanyak-an orang yang memakai panca indera dan semua perbuatannya hanya seturut keinginan dirinya, sedangkan kita selalu berusaha hidup mematuhi kehendak Allah Bapa, seperti yang diajarkan Tuhan Yesus dalam doa Bapa kami (Matius 6 : 10).

(JHW)