Kata dibaptis dalam ayat 13 dan 14 menggunakan kata Yunani baptisthenai, sementara ayat 16 baptistheis. Semuanya dari kata baptizo yang berarti mencelupkan, tenggelam, menenggelamkan, merendam dan membaptis. Dalam kehidupan sesehari kata ini juga berarti membersihkan dengan cara mencelupkan, merendam dan mencuci atau membuat bersih dengan air, mencuci diri atau mandi. (biblehub, strong’s Greek:907.baptizo). Definisi kata baptisan ini bukanlah syarat atau tanda berkenannya sebuah baptisan. Justru definisi itu lebih terarah kepada cara, bukan arti dan maksudnya. Penulis surat Petrus menyebutkan maksud baptisan itu, yaitu untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah oleh kebangkitan Yesus Kristus. (1 Pet. 3:21). 

Yang menentukan berkenannya sebuah baptisan adalah di dalam nama siapa seseorang dibaptiskan. Yesus dalam Matius 28:19 mengatakan bahwa setiap orang yang percaya hendaklah dibaptis dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Mengapa ini yang berkenan? Karena yang mengatakan ini adalah Yesus sendiri yang empunya kuasa di sorga dan di bumi (Mat. 28:18), yang atas perkenanan-Nya, Yohanes membaptis-Nya untuk menggenapkan seluruh kehendak Allah (Mat. 3:15). Artinya baptisan Yesus terjadi bukan atas kehendak Yohanes Pembaptis, tetapi atas perintah-Nya sendiri yang dituruti Yohanes Pembaptis. Ini semakin meneguhkan bukti berkenannya sebuah baptisan yaitu Yesus sendiri yang memerintahkannya. Semakin kuat perkenanan tersebut saat terdengar suara: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Mat. 3:17). Kehendak Yesus, kehadiran Roh Allah (Roh Kudus) dan suara Allah (Bapa) menyempurnakan perkenanan tersebut.

Memperhatikan perkataan dan tindakan Yesus dan Yohanes Pembaptis, kita dapat melihat kualitas ketaatan keduanya pada kehendak Allah. Juga dapat mengakui bobot kerendahan hati dan ketulusan hati keduanya yang luar biasa. Kombinasi sikap taat, rendah hati dan tulus ini menantang kita untuk meneladani keduanya. Baik meneladani Yohanes Pembaptis yang tunduk untuk membaptis maupun Yesus yang rela dibaptis. Semua itu semata untuk menggenapkan seluruh kehendak Allah.

Bagi kita yang telah dibaptis dan mengaku percaya, jangan biarkan diri kita berpindah fokus pada soal-soal cara baptisan. Bagi kita, tidak ada pilihan lain kecuali hidup berfokus pada maksud dan tujuan baptisan kita, yaitu taat, rendah hati dan tulus melakukan kehendak Allah. TMP