Hidup menurut Kristus dalam bingkai Matius 5: 17- 48, khususnya ayat 21- 37, pertama adalah hidup tidak dengan aturan sendiri. Hidup tidak dengan maunya sendiri, sesuka hatinya sendiri. Hidup dengan segala cara demi mencapai kepentingan pribadi, termasuk mengeksploitasi firman Tuhan. Pada masa Yesus, sekelompok pemimpin agama Yahudi, yaitu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, adalah kelompok yang bersitegang dan bersaing dalam kerasnya aturan. Mereka membagi hukum Allah menjadi 613 peraturan, 248 perintah dan 365 larangan dan memperluas peraturan-peraturan ini  dengan 1.521 cara memperbaiki kesalahan (Philip Yancey, Bukan Yesus yang Saya Kenal, Professional Books, Jakarta, 1997, hlm. 154- 155).  Beberapa contoh diantaranya:

1.   Untuk mencegah agar tidak melanggar perintah ketiga, “Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sia-sia” mereka menolak menyebut nama Allah sama sekali.

2.   Untuk menghindari godaan seksual, mereka mempunyai kebiasaan berjalan menunduk dan bahkan tidak melihat pada wanita.

3.   Untuk menghindari mencemarkan hari Sabat, mereka melarang tiga puluh sembilan (39) kegiatan yang bisa dianggap sebagai “bekerja”. (Yancey, hlm. 155)

Pada zaman Ezra, Taurat yang diterima Musa dari TUHAN (Keluaran 31: 18 dan 34: 4), disebut ‘Tora sye’bikhtab,’ telah menjadi undang-undang dasar bagi umat TUHAN. Di dalamnya ada undang-undang pernikahan, makanan, kebersihan, sosial, kehakiman dan lain sebagainya. Namun seiring dengan perkembangan, umat TUHAN memperluas lagi undang-undang itu, dengan menambahkan pengajaran lisan Musa, tentang Taurat kepada tua-tua Israel yang disebut ‘Tora sye’be’al pe’. Gabungan Tora sye’bikhtab’ dan ‘Tora sye’be’al pe’ ini disebut Misyna.  Misyna ini terdiri dari enam (6) jilid, lalu masing-masing berisi 63 traktat (perjanjian). Masing-masing traktak dibagi lagi dengan 525 bab, lalu dibagi lagi dengan sejumlah pasal, hingga kitab Misyna itu terdiri dari 4187 pasal. (band. Musaph – Andriesse, R.C., Sastra Para Rabi Setelah Taurat, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1991, hlm. 25- 38).

Singkatnya, frasa “kamu telah mendengar firman” dalam ayat 21, 27, 31, 33, 38 dan 43, dapat dikatakan bersumber dari 4187 misyna-misyna, dari 613 peraturan dan dari 1.521 cara memperbaiki kesalahan. Sementara Yesus dalam otoritasnya, ketika mengatakan tentang hukum Taurat atau kitab para nabi: “Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya, Yesus sedang mengembalikan ‘semangat, jiwa dan roh’ dari firman yang diucapkan oleh TUHAN kepada Musa. Yesus sekaligus menyatakan kebenaran firman yang harus diberlakukan oleh orang yang percaya kepada-Nya. Jadi hidup menurut Kristus dalam bingkai Matius 5: 21- 37 adalah hidup yang sesuai dengan perkataan Yesus. Diantaranya berdamai dengan siapa pun (band. ayat 24-25), menjaga dan memelihara kekudusan tubuh dan hidup pernikahan, serta berkata jujur dan benar. Sebab pada akhirnya kita sendiri yang harus mempertanggungjawabkan setiap perkataan kita di hadapan Allah (Surip Stanislaus, Kata-kata Hikmat Berahmat, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2011, hlm. 20).

Berdamailah dengan semua orang!

Jagalah kekudusan tubuhmu!

Jagalah kekudusan hidup pernikahanmu!

Berkatalah jujur dan benar!  Amin. (TMP)