Perkataan: "Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu" adalah pengakuan iman yang luar biasa dari pemazmur. Bagaimana tidak? Dalam kesesakan yang mengepungnya, yang mengerumuninya dan yang menghempaskannya, dia dapat mengendalikan dirinya untuk tidak melakukan kejahatan. Biasanya orang yang diperlakukan tidak adil, difitnah dan diperlakukan jahat, cenderung untuk memaki, mengumpat dan membalas karena marah. Sulit untuk mengendalikan dirinya.

Pemazmur dapat mengendalikan dirinya dengan cara berdoa. Pemazmur menyampaikan perkaranya kepada Tuhan dan kerelaan untuk dihakimi oleh Tuhan. Dalam serunya, dia juga berani untuk diperiksa dan diuji oleh Tuhan. Bahkan kegigihan untuk membela dirinya bahwa dia telah menjaga hidupnya sesuai dengan firman Tuhan.

Juga pemazmur sangat berharap, selain Tuhan menguji dan membela perkaranya, dia pun memohon agar Tuhan mendengarkan, menjawab, menunjukkan kasih setia, memelihara dan meluputkannya.

Melangkah dengan tetap mengikuti jejak Tuhan, bukan hal mudah, karena seringkali kita melangkah seturut kehendak kita sendiri. Bahkan tanpa kita sadari, kita membungkus kehendak dan keinginan kita sendiri dengan menyebutkan bahwa itu adalah jalan Tuhan untuk kita. Butuh ketulusan hati dan rela menderita batiniah dalam rangka mencari tahu apakah yang Tuhan kehendaki untuk kita katakan, putuskan dan lakukan menghadapi keterdesakan hidup beriman.

Seperti pemazmur, mari kita berjuang melangkah mengikuti jejak Tuhan bahkan berjalanlah di atas jejak Tuhan, sekalipun jalan dan jejak Tuhan adalah penderitaan. Percayalah, sekalipun itu jejak dukacita, ujung jejak itu pasti sukacita dan damai sejahtera. (TMP)