Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. (ayat 2) kembali menjalani pekerjaan mereka sebagai nelayan, membebaskan diri dari rasa takut dan menyadari bahwa tidak selamanya pintu-pintu yang terkunci membuat mereka aman dan nyaman untuk melanjutkan hidup.

Injil Yohanes menuturkan tentang bagaimana Simon Petrus dan murid yang lain punya semangat yang sama untuk memulai kembali pekerjaan sebagai nelayan yang sudah terbiasa mereka lakukan. 

Pada saat para murid kembali menjalani kehidupan sehari-hari, pada saat mereka berjuang, pada saat mereka tidak berhasil menangkap seekor ikan pun.  Yesus hadir dan menyapa mereka, memperhatikan dan menanyakan apakah mereka punya lauk-pauk. Bahkan Yesus menuntun mereka untuk menebarkan jala pada sebelah kanan perahu. Peristiwa penampakan Yesus di pantai danau Tiberias menjadi peristiwa yang bermakna bagi para murid yang mulanya tidak tahu, tidak mengenali kehadiran-Nya, akhirnya dengan tegas menyatakan 'Itu Tuhan'. 
     Perjumpaan itu menjadi titik balik dari kehidupan iman para murid. Perjumpaan Yesus dengan para murid di pantai danau Tiberias memulihkan keadaan hidup mereka. Dengan penuh kasih Ia mengajak  mereka sarapan bersama dengan memberikan roti dan ikan. Kehadiran Yesus yang merangkul dan memperhatikan keadaan hidup para murid membuat mereka sanggup untuk melihat dan mengenali, bahkan bersukacita atas kehadiran-Nya

Bagaimana dengan kita, apakah keadaan hidup yang kita gumuli sering membuat kita tidak dapat melihat dan mengenali Yesus?. Bagian firman Tuhan yang kita renungkan saat ini akan mengingatkan kita bahwa perjumpaan dengan Yesus yang bangkit dan hidup senantiasa mengajarkan kita untuk melihat dan mengenali kehadiran Tuhan dalam setiap peristiwa hidup. Tuhan memberkati. (LZJ)