Bicara tentang menanti atau penantian, saya teringat pada sebuah ilustrasi tentang empat ekor anjing dan seekor tikus putih. Suatu ketika empat ekor anjing melirik pada seekor tikus putih dan mengejarnya. Tikus putih berlari kencang dan menemukan tempat persembunyiannya yaitu sebuah lubang di dalam tanah. Empat ekor anjing terus mengejar sampai berusaha menggali-gali tanah agar dapat menangkap seekor tikus putih itu. Lama menggali namun tanpa hasil, akhirnya satu persatu anjing mulai putus asa dan meninggalkan lubang tanah itu. Namun yang mengherankan adalah satu anjing tetap menggali berjam-jam tanpa lelah dan tanpa putus asa. Apa yang membuat anjing terakhir itu terus menggali? Rupanya ia melirik pada satu titik putih di dalam lubang yang gelap. Anjing itu percaya bahwa titik putih itu adalah ujung ekor tikus yang sedang dikejarnya. Anjing terakhir itu menunjukkan sikap berusaha mendapatkan sesuatu yang dinantikan dengan tanpa putus asa karena ia menemukan harapan.

Harapan akan membuat seseorang tetap tekun dalam menanti, hal ini juga yang diajarkan Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma. Paulus menekankan bahwa rahmat yang dinanti selalu berpengharapan karena sejak nubuatan nabi Yesaya, rahmat itu telah dijanjikan dan tergenapi dalam diri Yesus Kristus dan rahmat yang sama sedang dinanti oleh jemaat Kristen di Roma yaitu kedatangan Kristus kembali. Paulus mengajak jemaat Roma agar tetap bersukacita dalam menanti Rahmat Allah di tengah situasi jemaat yang tidak mudah, kerap ada perpecahan dan juga tekanan dari pemerintahan Romawi. Paulus mengingatkan kepada jemaat bahwa Allah sendiri yang akan memberikan kekuatan dan kemampuan kepada kita saat kita dalam kondisi yang penuh pergumulan.

Pertanyaannya apakah kita sebagai jemaat Kristen mau terus menanti? Ataukah pergumulan kita sebagai jemaat Kristen menghentikan langkah pasti kita untuk menanti rahmat Allah. Akankah kita seperti ilustrasi tadi kita berhenti berusaha karena kehilangan pengharapan?  Rahmat Allah yang kita nantikan sangatlah berharga, marilah kita memperjuangkan itu, sebab hasil tidak pernah mengkhianati proses. Hasil yang baik pastilah melewati proses yang panjang dan tidak mudah. Selamat berproses dalam menantikan rahmat Allah di tengah pergumulan hidup kita masing-masing, serta terimalah berkat-Nya “Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.” (LMP)