Dibangkitkan dari ketiadaaan harapan adalah tema kita minggu ini. Membaca tema ini serta menggumuli teks Alkitab dari Yehezkiel 37:1-14, maka saya ingin mengajukan pertanyaan reflektif kepada kita: apakah kita sedang berada dalam kondisi di mana kita telah kehilangan harapan? Atau saat ini kita sedang hidup dalam sukacita tanpa masalah, karena harapan-harapan kita telah dijawab oleh Tuhan? Pertanyaan ini penting untuk kita jawab!

Yehezkiel adalah seorang nabi pada masa pembuangan, yang diutus Tuhan untuk memberikan kabar sukacita kepada bangsa Israel, bahwa walau mereka sedang dalam pembuangan, namun Allah tetap menyertai dan akan memulihkan kondisi mereka. Kondisi bangsa Israel di pembuangan tercermin dalam ayat 11:“tulang-tulang kami sudah menjadi kering dan pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang” (ay.11) Bangsa Israel sungguh merasa, mereka seperti bangsa yang tak lagi memiliki kehidupan, harapan mereka telah lenyap. Saat mereka merasa bahwa mereka tak lagi hidup dan tak lagi mampu berharap kepada siapapun, Allah datang dan berbicara kepada mereka: “sungguh Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu hai umat-Ku dari dalamnya. Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu” (ay. 13-14b) Ini adalah sebuah kabar sukacita, yang membangkitkan harapan bangsa Israel di tanah pembuangan.

Apakah kita pun merasa seperti yang dialami oleh bangsa Israel saat ini? Apakah kita merasa bahwa hidup kita seperti tulang-tulang yang menjadi kering, serta yang pengharapannya telah lenyap, bahkan telah hilang dari muka bumi ini? Bila saat ini kita sedang hidup dalam kecemasan, ketakutan, penderitaan karena berbagai masalah yang sedang kita hadapi, sampai-sampai kita merasa, hidup kita tak lagi berarti dan menimbulkan sakit hati, sampai air mata kita pun kering, karena beratnya persoalan rumah tangga, pekerjaan, ekonomi, atau mungkin pelayanan di gereja, yang membuat hidup kita dalam penderitaan seperti mau mati rasanya, maka Allah lewat Yehezkiel memberitahukan kepada kita bahwa: Allah akan memberi nafas hidup padamu dan Allah akan memberi urat padamu,  menumbuhkan daging padamu, Allah akan menutupi dengan kulit, dan memberi kamu nafas kehidupan, supaya  kamu hidup kembali serta membangkitkan kita dari ketiadaan harapan (ay. 5-6). Dalam masa hidup kita yang paling berat, Allah tak meninggalkan kita, namun Ia membangkitkan kita dari hilangnya semangat hidup.

Namun bila kita merasa, bahwa kita adalah orang benar, bukan bangsa Israel yang sedang hidup dalam pembuangan; atau kita sedang menikmati terjawabnya harapan-harapan kita dari Tuhan, bahkan harapan kita sedang tumbuh subur, maka berhati-hatilah, sebab mungkin kita tanpa sadar jatuh ke dalam dosa. Terkadang saat harapan kita dijawab oleh Tuhan, kita melupakan Allah, dan merasa bahwa hidup kita baik-baik saja, sehingga merasa paling benar tanpa salah dan dosa. Bila kita merasa seperti ini, maka patutlah kita mendengarkan teguran Yesus:“sebab kamu seperti kuburan yang dilabur putih yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran” (Matius 23:27). Jangan sampai kita seperti kuburan yang  di luarnya indah, namun di dalam kuburan itu hanya tinggal tulang. Walau kita hidup namun kita mati secara spiritual sebab kita melupakan Allah yang telah menjawab seluruh harapan-harapan kita (RP).