Memperhatikan Efesus 4: 1- 16, maka keberagaman diwakili oleh kata dan frasa seperti ‘kesatuan Roh’, ‘masing-masing’, ‘tiap-tiap anggota’. Ini menunjukkan bahwa anggota jemaat yang dinasihati oleh rasul Paulus bisa jadi terdiri dari pelbagai macam orang atau lebih tepatnya berbagai macam keinginan dan kepentingan. Bisa menunjukkan kekayaan karunia atau talenta yang dimilikin oleh jemaat di Efesus, yang menjadi kesatuan utuh dalam rangka pembangunan tubuh Kristus. Juga mempertontonkan keanekaragaman yang saling melengkapi berdasarkan kasih karunia yang telah dianugerahkan Yesus Kristus.

Ini berarti dalam hidup pelayanan, karakter rendah hati bisa menjadi karakter yang terutama  yang perlu diperlihatkan semua jemaat. Sikap rendah hati ini ini bermuara pada sikap mempercayai saudaranya dalam lingkup tubuh Kristus. Tidak mencurigai. Tidak menghakimi. Bahkan kalau perlu memperlengkapi dan memberi semangat, bukan menjatuhkan semangat. Sikap rendah hati semata karena semua karunia itu datangnya dari Tuhan yang telah memanggil kita dalam pelayanan-Nya.

Berikutnya hidup melayani dalam kepelbagaian menumbuhkan sikap menghargai dan menghormati. Sebab tidak ada seorang manusia pun yang sama. Semuanya unik. Semuanya istimewa. Semuanya punya peran penting dalam tugas pelayanan. Penghargaan dan penghormatan atas anggota yang lain menunjukkan kepada kita sikap tenggang rasa dan belas kasihan. Sikap ini adalah sikap yang selalu rela membantu dan memperlengkapi dalam arti menjadikan pekerjaan pembangunan tubuh Kristus itu orisinil karya bersama dalam bimbingan Roh Kudus.

Yang paling ingin dihindari dalam situasi ini adalah luka. Ini juga sekaligus mengingatkan agar setiap orang menguasai dirinya sendiri agar tidak melukai sesamanya. Kepelbagaian atau keberagaman tidak kebal terhadap luka. Malah harus siap terluka, harus siap disalah mengerti, harus siap menderita, TETAPI dilarang untuk melukai. Kalau pun sampai ada yang terluka maka semuanya sedang wajib menanggung luka yang sama. Sehingga dalam pelayanan di tengah keberagaman setiap orang harus mempunyai deposito kasih dan pengampunan. Deposito rasa yang baik, pikiran yang jernih, kata-kata yang santun, tingkah laku yang sopan dan motivasi yang murni.

Keberagaman sejak awal telah diciptakan dan dibentuk Tuhan. Laki-laki dan perempuan, lalu ciptaan lainnya, dan Tuhan melihatnya sungguh amat baik dan baik, lalu memberkatinya. Menghidupi pelayanan dalam keberagaman mendorong kita untuk selalu bersyukur dan memberkati. Sebab semua karya pelayanan kita semata-mata guna Tuhan memudahkan membentuk kita dan memberikan pertumbuhan iman kepada kita serta menumbuh-kembangkan cinta kasih dalam pelayanan kita.

Ujilah diri kita masing-masing, bertumbuh kembangkah cinta kasih kita dalam keberagaman?  Amin.  (TMP)