RENUNGAN MASA RAYA PASKAH


Setiap kali memasuki Masa Raya Paskah, ada ‘sensasi’ tersendiri yang terasa di kedalaman hati. Masa yang diawali dengan masa pertobatan, pemeriksaan batin dengan hari Rabu Abu nya. Umat menerima pengolesan abu pada hari Rabu Abu. Tanda untuk mengingatkan kita akan kerapuhan, kerentanan diri yang seringkali jatuh dalam dosa. Betapa fana dan tidakabadinya diri ini di luar dari Tuhan, Sang Pengasih yang menebus dosa dan melayakkan kita memasuki masa Raya Paskah dalam segala kerendahan hati.

MASA RAYA PASKAH adalah masa pertumbuhan jiwa kita. Kadang-kadang terasa sekali masa-masa kering di mana Tuhan terasa amat jauh. Namun Tuhan mengubah jiwa kita yang kering itu untuk dibangkitkan dalam kesegaran jiwa yang sesungguhnya melalui kuasa kebangkitan-Nya.

Melalui firman-Nya, kita mengingat dan menyadari betapa, roh memang penurut, tetapi daging lemah. Bagaimana melatih diri untuk dikuasai oleh roh untuk mengatasi kelemahan dalam kedagingan yang bisa membawa pada kebinasaan hidup yang tidak dikehendaki-Nya. Di sepanjang masa kehidupan manusia, maka di sepanjang itu pula, dosa selalu menggoda. Dosa yang menempatkan kita hidup dalam kematian diri bukan dalam kuasa kebangkitan-Nya. Oleh sebab upah dosa adalah maut!

Oleh karena itu, berapa kali kita sudah memasuki masa raya Paskah bersama, maka di sepanjang itu pula kita terus terpanggil untuk refleksi diri. Refleksi yang terus menghantar pada pengakuan akan kelemahan, kerapuhan dan kerentanan diri; untuk masuk dalam hidup anugerah pengampunan-Nya yang membangkitkan semangat pembaharuan diri untuk selalu memanfaatkan kesempatan hidup yang masih Tuhan percayakan. Kehidupan yang menampakkan Tuhan yang hidup. Dia yang bangkit! Selamat merayakan kehidupan yang demikian sehingga hidup bukan merupakan kesia-siaan (WIT).