PRNGANTAR PRA PASKAH


Paskah merupakan perayaan tertua di dalam gereja Kristen dan disebut sebagai “Festum Festorum”  - ‘perayaan dari semua perayaan’, dalam hari besar-hari besar Kristen.

Masa raya Paskah dimulai dengan masa Pra-Paskah (bhs Inggris : LENT; bhs Latin : QUADRAGESIMA artinya “ke 40”) yang mencakup masa 40 hari sejak Rabu Abu hingga Minggu Paskah. Minggu-minggu setelah Paskah hingga Pentakosta disebut Masa Paskah. Itulah paruh kedua masa raya Paskah.

Secara tradisional, Pra-Paskah merupakan masa penghayatan akan penderitaan Yesus menuju salib. Masa ini juga menjadi persiapan bagi orang percaya, melalui doa, penyesalan, pertobatan, berbagi kasih, dan menyangkal diri. Ada empat puluh hari dalam masa Pra-Paskah yang biasanya ditandai dengan berpantang dari makanan dan kenikmatan atau bahkan berpuasa, dan sikap penyesalan lainnya. Hal ini merujuk pada peristiwa Yesus Kristus yang berpuasa selama 40 hari 40 malam lamanya di padang gurun sebelum memulai karya-Nya.

Dalam kekristenan, puasa dilakukan secara suka rela, baik secara komunal maupun personal. Walaupun ada beberapa gereja yang menetapkan puasa secara resmi dan ada pula yang tidak menetapkannya secara resmi, tetapi praktek itu dengan segala tata caranya terdapat di dalam kekristenan.

 

Berdasarkan pengertiannya, puasa tidak bertujuan semata pada dirinya atau untuk berdiet. Puasa menjadi salah satu cara melatih spiritualitas dengan tujuan membarui sikap iman. Umat berpuasa selama masa Pra-Paskah, berpantang makan daging atau jenis pantangan lain yang ditentukan sendiri oleh pribadi yang menjalankannya. Misalnya : tidak merokok, pantang gula, pantang garam, pantang pesta, pantang hiburan, dan sebagainya. Pengeluaran yang biasanya dipakai untuk hal-hal yang dipantang selama masa Pra-Paskah disisihkan dan digunakan untuk berbagi kasih kepada sesama, terutama mereka yang terpinggirkan dan sangat membutuhkan pertolongan, serta proyek-proyek kemanusiaan lainnya.

 

Selama masa Pra-Paskah warna liturgis yang digunakan adalah ungu. Warna ungu terutama melambangkan penyesalan dan pertobatan. Warna ini, yang disebut juga violet, mengingatkan kita akan bunga violet yang kuntumnya tertunduk ke tanah sebagai simbol kerendahhatian. Marilah masa Pra-Paskah ini kita jalani dengan kerendahhatian, penyesalan, dan pertobatan atas segala hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan dan berjuang untuk hidup baru di dalam Kristus yang bangkit. (Disarikan dari berbagai sumberPanitia Paskah)