PESAN PASTORAL BPMS GKI UNTUK PASKAH 2017


YESUS BANGKIT...! HOAX?”

Yang kami kasihi seluruh anggota jemaat dan simpatisan GKI,

Dalam jaman yang berlimpah informasi ini, kejadian apa pun di belahan dunia mana saja dapat dengan mudah dan cepat diketahui. Berbagai informasi pun membanjiri manusia setiap hari melalui alat komunikasi yang nyaris tidak pernah terpisah dari tubuh ini. Tetapi tidak semua informasi yang masuk dapat dipercaya. Kemajuan dahsyat teknologi komunikasi dan informasi juga mudah dimanfaatkan untuk maksud-maksud yang jahat. Maka mengalirlah ke dalam telpon seluler, bukan hanya informasi-informasi yang dibutuhkan, tetapi juga informasi-informasi yang menyesatkan, yang menghasut, yang meresahkan, dan yang menanamkan perasaan-perasaan buruk, yang dikenal dengan istilah ‘hoax.’ Sekarang ini, ada  hoax untuk hampir setiap isu dan peristiwa. Bentuknya pun bermacam-macam, dari yang seperti berita pandangan mata sampai seperti iklan promo. Sudah banyak orang menjadi korban penipuan dan penyesatan hoax.  Kerugiannya mencakup kehilangan materi sampai putusnya hubungan persahabatan. Tidak selalu mudah mengenali hoax, apalagi kalau yang mengirimkannya adalah orang yang kita percaya dalam kelompok pertemanan. Tidak jarang, pengirim hoax pun tidak sadar bahwa yang ia sebarkan adalah hoax, padahal ia menyebarkannya dengan maksud baik demi kepentingan teman-temannya. 

Kebangkitan Yesus adalah berita yang tidak mudah dipercaya. Bagaimana mungkin orang yang sudah dipastikan mati bisa hidup kembali? Sejak dulu sampai sekarang banyak orang menganggap berita itu hoax. Bahkan murid-muridnya sendiri pun mula-mula tidak yakin sampai mereka mengalami sendiri didatangi oleh Sang Guru yang tangan dan kakinya berlubang. Saulus pun mula-mula termasuk yang menganggap berita Paskah sebagai hoax sehingga tanpa ragu-ragu ia bergabung dengan gerakan pemberantasan kelompok pengikut Yesus yang dianggapnya gerombolan penyebar hoax yang menistakan agamanya. Sama seperti sebelas murid Yesus, Saulus juga harus melalui pengalaman rohani berupa perjumpaan dengan Yesus sebelum menjadi yakin bahwa Ia sungguh hidup. Pengalaman rohani itu bukan hanya mengubah pendapatnya, tetapi juga jalan hidupnya sehingga namanya perlu diperbarui menjadi Paulus.

Dan berefleksi dari kebangkitan Kristus, perkenankan kami menyampaikan beberapa hal berikut ini untuk kita renungkan bersama.

­­­

1.     Perdebatan teoretis ilmiah maupun adu keyakinan agama tidak akan bisa mengubah pendapat bahwa berita Paskah adalah hoax, hanya pengalaman rohani yang bisa. Jika gereja masih menjadikan pemberitaan Injil kebangkitan sebagai misinya, maka tugas utama gereja bukanlah meyakinkan orang melalui perdebatan atau adu keyakinan, melainkan memfasilitasi pengalaman-pengalaman rohani yang menyatakan Yesus hidup dan hadir dalam kehidupan dan pelayanan umat.  Gereja adalah tubuh Yesus masa kini dan Roh Kudus adalah rohNya. Dalam kesatuan dengan Roh Kudus, gereja menjadi wujud Yesus yang hidup di masa kini, yang melanjutkan pekerjaan-pekerjaanNya seperti dituliskan di dalam Injil-injil.

 

2.     Di dalam dan melalui persekutuan umat yang seperti itu, orang akan mengalami secara konkret pengampunan, penerimaan, penghargaan, penyembuhan, pembaruan pribadi dan kedahsyatan cinta Ilahi. Dalam situasi konflik agama yang merebak di tengah Pilkada serentak yang berlangsung di bumi Indonesia ini, berita kebangkitan Tuhan Yesus Kristus tetap menjadi pendingin suasana. Dengan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, maka relasi-relasi menjadi berpulih, meneguhkan orang yang tidak percaya menjadi percaya, dan kemudian mendorong umat Tuhan menjadi rekonsiliator dunia. Itulah pengalaman-pengalaman rohani yang menunjukkan bahwa berita Paskah bukan hoax, sebab hoax tidak dapat menghasilkan kebaikan-kebaikan semacam itu.

 

Jadikanlah hidup kita sebagai alat-alat Tuhan dalam mempertemukan pengalaman rohani bersama Yesus kepada sesama, sebagai wujud kerja nyata kita, untuk menghadirkan kebangkitan Kristus dalam kedahsyatan cinta Sang Ilahi, yang berupa buah-buah kebaikan bagi dunia. Selamat Paskah 2017.