BAHAN PEMAHAMAN ALKITAB WILAYAH - AGUSTUS 2016


Tema    : DAUD YANG BERGAUL AKRAB DENGAN ALLAH DAN YANG MENGANDALKAN  ALLAH

Bahan   :   1 Samuel 17 : 12 - 51

 

TAFSIRAN RINGKAS TEKS

Goliat Versus Daud menggambarkan pertempuran yang tidak seimbang menurut ukuran manusia sebab Goliat pendekar tentara orang Filistin yang terkenal itu dengan perawakan tinggi  enam hasta sejengkal (kira-kira 3,2 meter) memakai perlengkapan perang yang hebat di jamannya, yaitu  ketopong tembaga di kepalanya, dan ia memakai baju zirah yang bersisik 5000 syikal tembaga (~57 kg). Dia memakai penutup kaki dari tembaga, dan di bahunya ia memanggul lembing tembaga. Gagang tombaknya seperti pesa tukang tenun, dan mata tombaknya itu 600 syikal besi beratnya (~7 kg) dilengkapi seorang  pembawa perisai yang berjalan di depannya.(1 Sam 17:4-8). Sebaliknya Daud, hanya dikenal sebagai si bungsu dari Keluarga Isai yang kemerah-merahan memanggul kecapi untuk menghibur Raja Saul dan sepulangnya dari sana, ia menggembalakan kambing domba ayahnya di Betlehem (1 Sam 16:10-12, 17:15).

Kehadiran Daud di medan perang adalah disuruh ayahnya untuk mengunjungi dan membawakan makanan bagi 3 kakaknya yang ikut berperang (1 Sam 17:17-22). Di medan perang, Daud mendengar penghinaan yang dilakukan oleh Goliat (1 Sam 17: 8-10, 23). Daud menyaksikan bagaimana  pihak Israel lari ketakutan dan tidak ada yang berani melawan Goliat sampai sampai Raja Saul yang menjanjikan hadiah bagi orang yang bisa mengalahkan Goliat (1 Sam 17:24,25). Dalam  menghadapi  Goliat ini, Saul bukannya bersandar kepada Tuhan, tetapi mencari  manusia yang bisa disandari. Sementara Daud menyatakan keyakinannya dan bersandar  kepada Tuhan yang ia sembah (1 Sam 17:26b). Sekalipun Daud  hanya seorang penggembala domba ayahnya namun ia sangat menghargai dan menikmati penyertaan Tuhan (1 Sam 17:34-36) dan pengalaman penyertaan Tuhan itulah menjadi dasar baginya untuk menghadapi Goliat dengan mengandalkan Tuhan (1 Sam 17: 37).

Sikap dan keyakinan Daud yang mempercayai  penyertaan Tuhan dalam kehidupan yang dilalui itu mendapat cibiran dan amarah Eliab kakaknya  (1 Sam 17:28), namun Daud tidak terpengaruh dengan sikap kakaknya itu bahkan Daud meyakinkan Raja Saul  untuk tidak tawar hati dan mempercayai bahwa Tuhan yang akan mengalahkan Goliat (1 Sam 17:32-37). Daud  bahkan sanggup meyakinkan Saul  bahwa ia mau berperang   untuk mengalahkan Goliat hanya  dengan mengandalkan Tuhan saja (1 Sam 17:37).

Sekalipun Daud tidak diperhitungkan sama sekali, bahkan diremehkan dan dihina Goliat (1 Sam 17: 43-44), namun Daud mengambil keputusan untuk berperang menghadapi Goliat dengan cara hanya  mengandalkan Tuhan saja (1 Sam 17:45-49). Apa yang di mata manusia tidak mungkin menjadi mungkin sebab Daud mempercayai Tuhan dan mempercayakan dirinya dan apa yang dihadapinya hanya mengandalkan Tuhan. Goliat yang hebat dengan perlengkapan yang luar biasa itu dikalahkan oleh Daud yang tidak diperhitungkan sama sekali itu.

 

Apa yang bisa kita pelajari dari Daud dalam menghadapi  Goliat? (1 Sam 17:12-51)

1.    Daud tidak tawar hati

Berkatalah Daud kepada Saul: “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.” (1 Sam 17:32)

2.    Daud menikmati penyertaan Tuhan dalam hidup yang dijalani dan menjadi dasar untuk mengandalkan Tuhan dalam tantangan hidup sekarang dan waktu yang akan datang.

Tetapi Daud berkata kepada Saul: “Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup.”Pula kata Daud: “TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.” Kata Saul kepada Daud: “Pergilah! TUHAN menyertai engkau.” ” (1 Sam 17: 34-37)

3.    Daud bersandar sepenuhnya kepada Tuhan  

Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.” (1 Sam 17:45-47)

4.    Daud melangkah dengan iman dengan hal yang kecil dan yang sudah ada

 “Lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya, diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya, diumbannya, maka kenalah dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah. Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan.” (1 Sam 17:49-50)     (TGH)

 

BAHAN DISKUSI :

  1. Pernahkah saudara mengalami persoalan yang seolah-olah tinggal sedikit lagi mau menanggelamkan kehidupan dan merasa bahwa saudara tidak mungkin bisa keluar dari masalah itu, apalagi mengalahkan masalah itu? Sharingkan satu sama lain apa yang saudara lakukan saat itu!
  2. Pernakah saudara diremehkan, dihina dan bahkan orang yang dekat dengan saudara marah kepada saudara dan menuduh saudara sombong dan angkuh, sementara saudara meyakini pemeliharaan Tuhan dan mempercayai bahwa dalam keadaan yang tak mungkin Tuhan akan membuat mungkin? Sharingkan apa yang saudara rasakan dan apa yang saudara lakukan!
  3. Menurut saudara apa maksudnya Daud berkata kepada Saul : “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu” ( 1 Samuel 17:32)? JelaskaN
  4. Menurut saudara hal-hal apa yang menyebabkan orang beriman tak dapat menikmati pemeliharaan Tuhan dan menjadikan pengalaman pemeliharaan Tuhan  itu sebagai dasar untuk mengandalkan Tuhan dimasa sekarang dan yang akan datang? Sharingkan!
  5. Menurut saudara hal-hal apa yang menghalangi kita untuk bersandar kepada Tuhan seperti yang dilakukan  Daud  dalam  I Sam 17: 45-47? Jelaskan  dan berikan contoh yang kongkrit!
  6. Sesudah mengikuti PA Wilayah kali ini, menurut saudara,apakah yang harus berubah dalam diri anda? Sharingkan dan bagaimana anda akan memulai perubahan itu? Jelaskan!

 

PUJI - PUJIAN

BILA TOPAN K’RAS MELANDA HIDUPMU (KJ. 439 : 1, 2, 4)

1.    Bila topan k’ras melanda hidupmu, bila putus asa dan letih lesu,

       berkat Tuhan satu-satu hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasihNya.

 

Refr.      Berkat Tuhan, mari hitunglah, kau ‘kan kagum oleh kasihNya.

Berkat Tuhan,   mari hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasihNya.

 

2.    Adakah beban membuat kau penat, salib yang kaupikul menekan berat?

      Hitunglah berkatNya, pasti kau lega dan bernyanyi t’rus penuh bahagia! (Refr)

4.    Dalam pergumulanmu di dunia janganlah kuatir, Tuhan adalah!

       Hitunglah berkat sepanjang hidupmu, yakinlah, malaikat menyertaimu! (Refr)

 

SERAHKAN PADA TUHAN (KJ. 417 : 1, 2, 4)

1.    Serahkan pada Tuhan seluruh jalanmu; kuatirmu semua ditanggung-Nya penuh.

       Sedangkan angin lalu dituntun tangan-Nya, pun jalan di depanmu, Tuhan mengaturnya.

2.    Hendaklah kau percaya kepada Tuhanmu; niscaya kau bahagia kerjamu pun teguh.

       Usahamu sendiri takkan menolongmu; Tuhanmu mengingini doamu yang tekun

4.    Dan waktu setan maju berontak menyerang, tak usah ragu-ragu: Allahmu yang menang!

       Mustahil Allah mundur di dalam maksudNya; rencanaNya tak luntur, teguh selamanya.

 

DI JALANKU ‘KU DIIRING (KJ. 408 : 1, 2, 3)

1.    Di jalanku ‘ku diiring oleh Yesus Tuhanku. Apakah yang kurang lagi, jika Dia Panduku?

       Diberi damai sorgawi, asal imanku teguh. Suka-duka dipakaiNya untuk kebaikanku;

       suka-duka dipakaiNya untuk kebaikanku.

2.    Di jalanku yang berliku dihiburNya hatiku; bila tiba pencobaan, dikuatkan imanku.

       Jika aku kehausan dan langkahku tak tetap, dari cadas di depanku datang air yang sedap;

       dari cadas di depanku datang air yang sedap. 

3.    Di jalanku nyata sangat kasih Tuhan yang mesra. Dijanjikan perhentian di rumahNya yang baka.

      Jika jiwaku membubung meninggalkan dunia, kunyanyikan tak hentinya kasih dan pimpinanNya;

      kunyanyikan tak hentinya kasih dan pimpinanNya;