BAHAN PEMAHAMAN ALKITAB WILAYAH - MARET 2017


PENGANTAR

 

“Khotbah di bukit” itu yang Yesus sampaikan, yang diucapkan-Nya pada masa pertama Tuhan Yesus tampil sebagai Mesias. Pada permulaan masa pertama itu Tuhan Yesus mengumpulkan murid-murid-Nya. Kemudian Ia bekerja bersama-sama murid itu di antara orang banyak yang senantiasa mengerumuni Dia. Pada masa Tuhan Yesus bersama-sama murid-murid-Nya mengadakan kontak pertama dengan khalayak ramai, pada masa itulah Ia mengucapkan “Khotbah di bukit.” Kepada siapakah khotbah di bukit itu di tujukan?

 

Dalam Matius 4:23-25, diceritakan bahwa dari segala penjuru, orang menaruh perhatian kepada Tuhan Yesus. Tidak hanya di Palestina saja orang menaruh perhatian kepada Tuhan Yesus tetapi juga di daerah seberang sungai Yordan dan di Siria, hati orang-orang penuh dengan apa yang didengar tentang Tuhan Yesus. Khotbah Yesus di bukit ditujukan kepada semua orang dan segala bangsa.

 

UCAPAN BAHAGIA

 

Apa yang diperbuat Tuhan Yesus untuk orang banyak itu tatkala Ia melihat mereka? Tergeraklah hati-Nya karena belas kasihan, Ia bersedia menyatakan diri-Nya kepada murid-murid-Nya dan kepada orang banyak sebagai Juruselamat, sebagai Penolong. Karena Tuhan Yesus mengetahui apa yang diperlukan oleh orang banyak itu. Mereka memerlukan Injil, yaitu kabar kesukaan. Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka..Keempat ucapan bahagia bagian yang pertama berbeda dengan keempat ucapan bahagia yang kedua, yang pertama menunjuk situasi orang-orang pada saat itu, bagian kedua menunjuk pada sikap mereka. Mereka bukan saja orang-orang yang disinari oleh Injil, tetapi juga orang-orang yang memantulkan sinar atau cahaya itu ke dalam dunia. Mereka adalah orang-orang yang sederhana, orang-orang yang tidak terpandang.

 

KEEMPAT UCAPAN BAHAGIA YANG PERTAMA

Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.”

Sebutan orang miskin dapat diartikan dengan berbagai pemahaman, orang yang kekurangan dan tidak mempunyai apa-apa, orang-orang yang tidak mempunyai kuasa berbeda dengan orang kaya yang mempunyai kuasa dan mereka dapat melakukan apa saja dengan kekayaan mereka. Orang miskin yang dimaksud oleh Tuhan Yesus adalah orang-orang yang sederhana, orang-orang yang “remuk atau yang rendah hatinya” dan yang karena itu hanya mengharapkan segala sesuatu dari Allah – yang berkenaan kepada-Nya.

 

Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.

Mereka adalah orang-orang yang putus asa  dan yang tidak punya harapan akan masa depan yang baik.

 

Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.

Ungkapan orang yang lembut dapat disalah-tafsir, orang dapat menyangka, bahwa yang Yesus maksudkan dengan orang-orang yang lemah lembut ialah orang-orang yang sangat terpuji sifat mereka: orang-orang yang tidak bertindak kasar atau kejam, orang-orang yang tidak suka membalas kejahatan dengan kejahatan. Padahal yang Yesus maksudkan di sini dengan orang-orang yang lemah lembut ialah orang-orang yang kira-kira sama dengan orang-orang miskin di hadapan Tuhan dan orang-orang yang berduka-cita, yaitu “orang-orang yang hina”, “orang-orang yang sederhana”. Dapat juga diartikan demikian, orang-orang yang tidak mempunyai kuasa. Terhadap orang-orang yang berkuasa mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Satu-satunya harapan mereka ialah Tuhan. Hanya Ia saja yang dapat menolong dan melindungi mereka.

Lanjutan Bahan P.A. Wilayah……..

 

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan’’

Yang dimaksud lapar dan haus akan keadilan (LAI-kebenaran) adalah menunjuk pada keadilan yang telah dinyatakan Allah dalam kehidupan manusia, keadilan yang membebaskan dan menyelamatkan. Sangat berbeda dengan keadilan yang dipahami untuk mengukur baik buruknya perbuatan manusia

 

KEEMPAT UCAPAN BAHAGIA YANG KEDUA

Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.

Kemurahan adalah pusat dari Pemberitaan Yesus, yang menyatakan, apakah yang sebenarnya Ia maksudkan dengan penggenapan atau pemenuhan hukum Taurat. Hal ini yang membedakan-Nya dengan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Mereka membayar persepuluhan, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat yaitu keadilan, belas kasihan, kemurahan, dan kesetiaan, mereka abaikan. Hal ini yang Tuhan tuntut, dan mereka dapat lakukan jika mereka hidup dari Dia. Sebab Ia adalah sumber kemurahan (bnd. Lukas 6 : 36) Hanya orang yang murah hatinya yang akan beroleh kemurahan.

 

Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Hati yang suci, adalah hati yang terang atau hati yang ikhlas yaitu hati yang ditujukan kepada Allah, hati yang percaya. Orang yang mempunyai hati demikian – menurut Yesus akan melihat Allah.

 

Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.

Ungkapan orang-orang yang membawa damai, bukan saja orang-orang yang mendamaikan, tetapi orang-orang yang menciptakan perdamaian dan berusaha memulihkan kembali apa yang renggang dan rusak.

 

Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

Pada masa itu – pada waktu Yesus – sangat kuat ditekankan, bahwa orang-orang yang dianiaya karena keadilan (LAI-kebenaran) adalah orang –orang yang dikasihi Allah. Seperti yang dinyatakan dalam I Petrus 3:14: “Tetapi sekalipun kamu harus menderita karena keadilan, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah kamu gentar!”

 

Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.

Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.

 

Ucapan bahagia yang kesembilan adalah ucapan bahagia yang berfungsi sebagai ‘penghubung’ antara kedelapan ucapan bahagia yang telah diuraikan. Pada bagian ini Yesus secara langsung mengarahkan kata-kata-Nya kepada murid-murid-Nya, Yesus berkata-kata tentang situasi, di mana murid-murid-Nya akan dicela, dianiaya dan kepada mereka akan difitnahkan segala yang jahat karena Dia, haruslah mereka bersukacita(=bergembira), karena upah mereka besar di surga.

 

BAHAN DISKUSI

 

1.    Kepada siapakah khotbah di bukit ditujukan?

2.    Apa yang diperbuat Tuhan Yesus untuk orang banyak tak kala Ia melihat mereka?

3.    Apa inti ucapan bahagia yang diajarkan Tuhan Yesus dalam ayat 3-6. Jelaskan!

4.    Apa inti ucapan bahagia yang diajarkan Tiuhan Yesus dalam ayat 7-9, 10. Jelaskan!

5.    Bagaimana sikap dan perbuatan kita dalam menerapkan pengajaran Tuhan Yesus dalam khotbah di bukit pada masa kini? Sharingkan!

 

LAGU-LAGU YANG DIREKOMENDASIKAN

? NKB 204 : 1, 2, 3, 4     ? KJ 450 : 1, 2, 5     ? NKB 49 : 1, 2, 3