BAHAN PEMAHAMAN ALKITAB WILAYAH - MARET 2016


Tema         :    KUATKANLAH HATIMU, BEKERJALAH DENGAN SEMANGAT DIDALAM TUHAN

Bahan       :    Hagai  2:1b-10

Tujuan      :    Agar peserta Pemahaman Alkitab Wilayah dapat hidup dengan semangat baru di dalam Tuhan  yang akan memberikan kekuatan dan Damai Sejahtera-Nya.

 

Hagai, salah seorang dari nabi-nabi yang hidup sekitar tahun 520 Sebelum Masehi, dan disebut dalam Kitab Ezra (Ezra 5:1, 6, 14). Hagai adalah nabi di Yehuda dan Yerusalem pada waktu Zerubabel menjadi gubernur selama masa pemerintahan Darius Histaspes, raja Persia (Hagai 1:1; 2:1, 10, 20; Ezra 5:1-2).

 

Kitab Hagai berisikan  kumpulan pesan-pesan Tuhan yang disampaikan oleh Nabi Hagai. Kitab ini menceritakan mengenai orang Israel yang telah kembali dari pembuangan di Babel. Meskipun mereka telah tinggal beberapa tahun di Yerusalem, namun Bait Suci masih saja merupakan puing-puing. Dalam pesan-pesan itu, Allah mendesak para pemimpin bangsa Israel untuk membangun kembali Bait Suci. Allah juga berjanji akan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan kepada umat Israel yang telah diperbaharui dan disucikan

Intisari pesan dari Kitab Hagai adalah memperjuangkan pembangunan kembali Bait Suci di Yerusalem. Setelah pembuangan, sudah diletakkan dasar Bait Suci yang baru, tetapi pembangunannya tidak pernah dilaksanakan. Jangan kita heran bahwa pembangunan-kembali Bait Suci begitu dipentingkan. Setelah pembuangan, Bait Suci menjadi lambang agama Yahudi, dan pusat kehidupan rohani di Yehuda.

 

Dalam nubuat pertama (Hag 1:2-14) dicantumkan diskusi antara nabi Hagai dengan bangsa Yehuda tentang pembangunan-kembali Bait Suci. Bangsa Yehuda mengatakan: “Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah Tuhan!” (Hag 1:2). Tetapi Hagai menjawab: “Apakah sudah tiba waktunya untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang rumah ini tetap menjadi reruntuhan?” (Hag 1:4). Pola pikiran bangsa Yahudi ialah: oleh karena keadaan ekonomi belum mengizinkan, maka kami belum dapat membangun Bait Suci. Tetapi pola pikiran Hagai justru kebalikannya: oleh karena Bait Suci belum dibangun kembali, maka keadaan ekonomis belum memuaskan. Apa sebabnya ”langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya”? (Hag 1:10).

 

Sebabnya ialah bahwa Tuhan sendiri “memanggil datang kekeringan ke atas negeri” (Hag1:11). Bangsa Yehuda sibuk dengan urusan rumahnya sendiri, sedang Rumah Tuhan tetap menjadi reruntuhan.

 

Pembangunan Bait Suci yang terhenti karena tentangan yang dilancarkan musuh, dan keadaan ini tetap berlangsung selama beberapa tahun karena orang Yahudi bersikap apatis dan mementingkan diri dengan mengejar kepentingan pribadi mereka. Hagai mengobarkan kegairahan orang-orang Yahudi buangan yang pulang itu untuk melanjutkan pembangunan Bait Suci  (Ezra 3:10-13; 4:1-24; Hagai 1:4).

 

Dalam Hagai 2: 1,  Apa maknanya mencantumkan hari dan bulan?

Pada setiap awal penggalan penting dari kitab Hagai ini selalu dicantumkan hari dan bulan. Diperkirakan untuk maksud memberi bobot historis terhadap nubuat sang nabi.

Kalau di-konversi ke sistem penanggalan yang kita pakai sekarang ini, maka tanggalnya ialah 17 Oktober, tahun 520 sM.

 

Menurut Hagai 2: 3 Apa memang ada dari antara mereka masih sempat menyaksikan Bait Suci yang lama?

Ya, ada beberapa dari mereka. Bait Suci yang lama dihancurkan pada tahun 586 sM. Lalu 66 tahun kemudian mereka ini kembali ke Yerusalem dari pembuangan.

Sudah dapat diperkirakan bahwa hanya sekelumit yang mereka dapat ingat, karena waktu itu mereka masih dalam usia anak-anak.


Hagai 2: 4-6 menegaskan kepada Zerubabel, bupati Yehuda, Yosua, Imam besar dan segala rakyat : “ Kuatkanlah Hatimu..”

Tuhan sendiri berfirman dan meneguhkan hati kita yang tidak kuat/kuatir atau takut.

Pesan nabi Hagai sangat kena pada keadaan zamannya sendiri. Ia mendesak supaya Bait Suci segera dibangun kembali. Masa kebahagiaan dan kemakmuran akan tiba setelah Bait Suci didirikan. Maka orang Yahudi perlu mengutamakan pembangunan Bait Suci  daripada kepentingan dan keuntungannya sendiri.

 Nabi Hagai menekankan bahwa inti kebahagiaan dan kemakmuran ialah Roh Tuhan yang tinggal pada umat (Hagai 2:5,6) sebagai daya kekuatannya. Dan itulah sebabnya mengapa Bait Suci baru, yang agak sederhana, melebihi semarak Bait Suci yang dibangun Raja Salomo (2:10).


Hagai 2: 7-10  menegaskan bahwa semangat baru itu berasal dari kekuatan Tuhan. Semangat baru itu bukan hanya sekear tekat dan niat perseorangan yang hanya untuk meninggikan perseorangan namun berasal dari kekuatan Tuhan dan memuliakan Tuhan. Semangat baru itu bukan berarti semangat seseorang yang kuat dan meniadakan peran dan ide dari orang lain yang tak sama, namun berasal dari Tuhan dan mengikutsertakan peran dan fungsi semua rakyat dalam  sebuah persekutuan umat Allah.

Yang dikuatkan, yang harus bekerja dengan  semangat didalam Tuhan adalah seluruh rakyat sebagai persekutuan umat Allah, maka Allah hadir menyertai dan Roh Allah yang tetap tinggal dalam umat-Nya menyatakan  kuasa dan kemuliaan-Nya yang memberikan damai sejahtera


Dengan demikian pandangan nabi Hagai sebenarnya melampaui keadaan nyata di zamannya. Meskipun nabi berpikir kepada Bait Suci yang atas ajakannya segera dibangun oleh rakyat terpimpin oleh Zerubabel dan Yosua (1:12 dst.), namun melalui pembangunan itu pandangan nabi Hagai mencakup juga zaman keselamatan terakhir (2:6-10)


Ketika Bait Suci pasca-pembangunan selesai dibangun, beberapa orang tawar hati dan kecewa karena beranggapan Bait Suci yang sekarang ini "tidak ada artinya" dibandingkan dengan kemegahan Bait Suci pertama yang dibangun Salomo. Demikian Allah membesarkan hati  dan semangat baru umat itu dengan tiga janji:

1.    Allah sendiri akan bersama-sama mereka untuk menggenapi semua janji dalam perjanjian-Nya

       (Hagai 2:5; 1:13)

2.    Roh Allah akan berdiam di antara umat itu (Hagai 2:6),

3.    Kemegahan kemudian dari rumah Allah akan lebih besar daripada yang semula karena peragaan kekuatan kuasa-Nya yang lebih besar (ayat Hag 2:10). Allah menghiburkan bangsa Israel dalam pembangunan kembali Bait Suci, dengan mengatakan walaupun bangunan Bait Suci yang mereka bangun tidak seindah Bait Suci yang pertama, tetapi nanti di masa depan Allah menunjukkan/ memberikan Bait Suci yang penuh kemegahan dan kemuliaan yang melebihi Bait Suci yang pertama

 

Kitab Hagai mengajarkan bahwa pembangunan Bait Suci adalah suatu perbuatan yang berkenan di hadirat-Nya, dan akan mendatangkan berkat. Melalaikan pembangunan Bait Suci dapat berarti melalaikan pekerjaan Tuhan. Dan pada akhir zaman, Allah akan menghancurkan semua kerajaan bangsa-bangsa dan mewujudkan kerajaan-Nya yang kekal. 

BAHAN DISKUSI :

1.    Apa yang menjadi inti pemberitaan Nabi Hagai untuk orang orang Yahudi yang telah pulang dari pembuangan? Jelaskan!

2.    Hal hal apa yang menyebabkan  pembangunan Bait Suci terbengkalai? Jelaskan!

3.    Pernahkah saudara kehilangan semangat dalam kehidupan, pekerjaan dan pelayanan? Menurut saudara apa yang yang menjadi penyebabnya? Jelaskan dan Sharingkan!

4.    Bagaimana Allah membangun semangat mereka yang  tawar hati dan kecewa karena beranggapan Bait Suci yang sekarang ini "tidak ada artinya"?  Jelaskan!

5.    Menurut saudara, apa yang harus saudara lakukan agar mempunyai semangat baru dalam kehidupan dan pelayanan? Jelaskan!

6.    Apakah yang saudara dapatkan dalam PA wilayah kali ini? Menurut saudara apa yang harus saudara lakukan sebagai respons PA Wilayah kali ini? Jelaskan!

 

LAGU PUJIAN

 

TAAT, SETIA, BERTEKAD YANG BULAT” (NKB. 207 : 1, 2, 3)

 

1)   Taat, setia, bertekad yang bulat, itulah janji Tuhan padamu.

       Di bawah panji yang mulia berdaulat, kami  ‘kan angkat perang bagimu.

 

Refr.  Angkat semboyan, jangan diamkan! Tiup serunai dan maju terus!

           Angkat semboyan, jangan diamkan; Kristuslah Raja serta Penebus!

 

2)   Taat, setia, teguh bersekutu dengan Engkau, ya Pemimpin besar.

       Kar’na penuh kasih sayang padaMu, kami sedikit pun tidak gentar. (Refr)

 

3)   Taat, setia, ya Raja abadi, pimpinlah kami berjuang terus.

       Tundukkanlah kehendak hati kami, buat di sana takhtaMu kudus. (Refr)

 

”HUJAN BERKAT KAN TERCURAH” (KJ. 403 : 1, 3)

 

1)   Hujan berkat ’kan tercurah, itulah janji kudus:                  hidup segar dari sorga ’kan diberi Penebus.

 

Refr.  Hujan berkatMu itu  yang kami perlu:

           Sudah menetes berkatMu, biar tercurah penuh!

 

3)   Hujan berkat ’kan tercurah. Kini kamis berseru,                ”B’rilah dengan limpah-ruah, agar genap sabdaMu!” (Refr)

 

BILA TOPAN K’RAS MELANDA HIDUPMU (KJ. 439 : 1, 2, 4)

 

1)   Bila topan k’ras melanda hidupmu, bila putus asa dan letih lesu,

berkat Tuhan satu-satu hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasihNya.

 

Refr.  Berkat Tuhan, mari hitunglah, kau ‘kan kagum oleh kasihNya.

Berkat Tuhan,   mari hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasihNya.

 

2)   Adakah beban membuat kau penat, salib yang kaupikul menekan berat?

Hitunglah berkatNya, pasti kau lega dan bernyanyi t’rus penuh bahagia! (Refr)

 

4)   Dalam pergumulanmu di duniajanganlah kuatir, Tuhan adalah!

Hitunglah berkat sepanjang hidupmu, yakinlah, malaikat menyertaimu! (Refr)