BAHAN PEMAHAMAN ALKITAB WILAYAH - JUNI 2016


 

Tema : PANGGILAN ABRAM DAN KEUNIKANNYA DALAM KARYA KESELAMATAN TUHAN

Bacaan : Kejadian 12

Tujuan : Agar peserta Pemahaman Alkitab taat memenuhi panggilan Tuhan dan senantiasa melibatkan Tuhan

Meninggalkan tempat asal yang berkaitan dengan kemapanan dan tempat berpijak bukanlah perkara

mudah. Keterikatan dengan lingkungan dan kerabat adalah bagian yang tidak terlepas dari budaya yang

membentuk pola masyarakat menjadi kokoh. Abram berada dalam lingkaran dan bagian kehidupan masyarakat

yang terpola pada lingkungan kekerabatan yang begitu kuat, orangtua-anak, saudara sepupu yang dikaitkan

dengan kakek-nenek dan leluhur. Secara status, Abram sebagai orang kaya (tuan atas tanah dan ternak), pemilik

banyak orang yang menjadi bawahannya (budak), pemilik ternak, dan memiliki kekayaan lain serta hidup dalam

kemapanan.

Perintah untuk pergi (ay. 1) berhubungan dengan konsekuensi berpisah dengan sanak saudara, terlebih

dengan orang tua dan kebiasaannya. Tidak disebutkan secata pasti arah dan tujuan tempat tinggalnya yang baru.

Tidak diketahui secara pasti keadaan di tempat yang baru; apakah lebih baik atau lebih buruk tidak disebutkan

secara jelas. Bagian teks pada bacaan ini (ay. 1-3) tidak menyebutkan secara khusus pengenalan Abram terhadap

Tuhan. “Secara tiba-tiba” Abram diperintahkan untuk menurut pada-Nya. Dalam kemapanan hidup Abram,

nampaknya bukan apa yang akan diperoleh Abram yang menjadi motivasi baginya. Abram memiliki segalanya

dan tidak membutuhkan “iming-iming” apa yang akan diperoleh. Ia telah memiliki semuanya (ay. 5).

 

Lalu, apa makna janji Tuhan bagi Abram, yang meliputi

? membuat engkau (Abram) menjadi bangsa yang besar,

? memberkati engkau (Abram) serta membuat namamu (Abram) masyhur,

? engkau (Abram) akan menjadi berkat,

? memberkati orang-orang yang memberkati engkau (Abram),

? mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau (Abram), dan

? olehmu (Abram) semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat?

 

Tindakan menyediakan diri memenuhi perintah Tuhan adalah bukti kepatuhannya. Konsekuensi atas

kesediaan diri memenuhi perintah Tuhan, bukan hanya Sarai, istrinya, dan Lot, kemenakannya, saja yang

mengikuti, namun juga disertai orang-orang yang telah dimilikinya. Perpindahan itu tidak ubahnya seperti

masyarakat yang “bedhol desa” (memindahkan penduduk seluruh desa ke wilayah yang baru akibat penggusuran

maupun transmigrasi). Dalam menjalankan perintah Tuhan, mereka melakukan apa yang Tuhan mau, serta

menjadi perenungan akan makna

? menjadi bangsa yang besar dan

? memberikan negeri ini kepada keturunanmu (ay. 7).

 

Dalam perjalanan menuju ke negeri yang ditunjukan Tuhan, Abram mengalami pergumulan. Tidak langsung

Abram diantarkan menuju tempat yang dimaksudkan Tuhan. Ia diperhadapkan pada kenyataan yang dianggap

mengerikan dan mematikan dari Firaun, Raja Mesir. Ketakutan itu menjadikan Abram bertindak menurut caranya

sendiri, dengan bertindak tidak jujur. Abram menyatakan bahwa Sarai sebagai adiknya, membuat ketertarikan

Firaun untuk menjadikan Sarai sebagai salah satu istrinya. Kecerobohan itu membawa tulah bagi Firaun, dan

akhirnya Firaun mengembalikan Sarai kepada Abram. Ketakutan yang dihantui oleh bayang-bayang yang

dianggapnya mengancam terjadi, karena saat itu Abram tidak mengandalkan yang berkarya dalam perjalanan yang

ditempuhnya.

 

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI :

1. Ketika Tuhan memanggil Abram untuk memenuhi panggilan-Nya, apakah Abram sudah beriman kepada Tuhan?

2. Jelaskan makna terdalam atas kesediaan Abram untuk meninggalkan tempat berpijak, sekalipun secara umum

orang merasa betah di tempat yang sudah mapan, karena meninggalkan sanak keluarga dan kerabat bukanlah

perkara mudah!

3. Pernahkah Saudara menghadapi situasi sulit dan bertindak menurut cara Saudara sendiri?

4. Mengapa Abram tidak dihukum Tuhan, sementara Firaun, Raja Mesir, mendapatkan tulah saat mengambil

Sarai dari Abram sebagai istrinya? Tindakan fatal justru dilakukan oleh Abram, dengan menyatakan Sarai

sebagai adiknya.

5. Mengapa Tuhan memanggil kita dengan segala keunikan, bahkan lika-liku hidup yang tidak jauh berbeda dari

 

PUJIAN PENDUKUNG :

1. NKB 126 - “TUHAN MEMANGGILMU”

Tuhan memanggilmu, hai dengarlah: “Apapun yang terbaik, ya, b’rikanlah!”

Dan jangan 'kau kejar hormat semu, muliakan saja Yesus, Tuhanmu.

Refr. Tiap karya diberkati-Nya, namun yang terbaik diminta-Nya.

Walaupun tak besar talentamu, b’ri yang terbaik kepada Tuhanmu.

Sanjungan dunia jauhkanlah dan jangan 'kau dengar godaannya.

Layani Tuhanmu dalam jerih dalam hidupmu yang t’lah 'kau beri. (Refr.)

Hari terakhir pun makin dekat, mantapkan langkahmu, jangan sesat.

Sungguhlah janji-Nya, takkan lenyap, bahwa mahkota milikmu tetap. (Refr.)

2. KJ 144b - “SUARA YESUS 'KU DENGAR”

Suara Yesus 'ku dengar, “Hai mari yang penat, serahkahah kepada-Ku bebanmu yang berat.” Kepada Yesus,

Tuhanku, ‘ku datang berserah; jiwaku yang letih lesu dibuat-Nya lega.

Suara Yesus 'ku dengar, “Yang haus, datanglah, dan air hidup 'Ku beri, hai mari, minumlah.” Kepada Yesus,

Tuhanku, ‘ku datang berserah; 'ku dapat Air Alhayat dan hidup dalamNya.

Suara Yesus 'ku dengar, “Akulah Sang Terang. Lihatlah sinar wajah-Ku: harimu cemerlang.” ‘Ku datang pada

Tuhanku, Mentari mulia; seluruh jalan hidupku cerah bahagia.

3. NKB 125 - “KU DENGAR PANGGILAN TUHAN”

'Ku dengar panggilan Tuhan, 'ku dengar panggilan Tuhan,

'ku dengar panggilan Tuhan: “Pikul salib, ikutlah Aku!”

Refr. Aku mau mengikut Dia, aku mau mengikut Dia,

'Ku mau ikut walau sukar, 'ku mau ikut walau sukar,

'ku mau ikut walau sukar: 'kan 'ku ikut Dia s'lamanya. (Refr.)

Meski jalanku mendaki, meski jalanku mendaki,

meski jalanku mendaki: 'kan 'ku ikut Dia s'lamanya. (Refr.)

Walaupun tak besar talentamu, b’ri yang terbaik kepada Tuhanmu.

aku mau mengikut Dia, ikut Dia, Yesus, Tuhanku.