BAHAN PEMAHAMAN ALKITAB WILAYAH – FEBRUARI 2019


 

Dapatkah kita menjadi kawan sekerja Allah? Bagaimana jawab Saudara?

 

Pertanyaan yang sulit untuk kita jawab, terlebih kita selalu menghubungkan keberadaan diri kita sebagai orang berdosa dan keberadaan Allah di tempat yang maha tinggi. Ada pemahaman jurang dan pemisah yang sangat tidak mungkin manusia berelasi dengan Allah. Suatu kenyataan yang dapat kita pahami dan kita sadari, menjadi kawan sekerja Allah memang bukan perkara yang mudah. Menjadi kawan sekerja bagi sesama saja bukanlah perkara gampang. Selain mau bekerja sama bersama orang lain diperlukanlah kejujuran, ketulusan, keiklasan, kemauan dan sikap untuk menghargai. Tanpa ada pengenalan terhadap rekan kita maka sangat sulit membangun kepercayaan tentang apa yang harus dilakukan bersama. Demikian juga jika kita mau menjadi rekan sekerja Allah, maka kita perlu mawas diri dan harus mengenal diri kita dengan segala kesadarannya lebih dahulu. 

 

Mengapa seorang yang mau menjadi rekan sekerja Allah didasarkan dengan persekutuan?

 

Persekutuan menjadi bagian penting bagi siapapun yang menyadari dirinya yang mau hidup dan percaya kepada Allah di dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Persekutuan diwujudkan secara nyata antara seorang pribadi dengan sesamanya (horizontal) dan antara dirinya dengan Allah (vertical). Pengenalan kepada Allah dibarengi dengan relasi kita kepada sesama. Keduanya harus seimbang, tidak hanya dilakukan secara vertical saja atau secara horizontal belaka. Jika seorang mau hidup di dalam persekutuan yang menjadi ciri kehidupan Kristen, maka begitu banyak kepentingan pribadi yang harus ditanggalkan, terus berupaya mengekang diri (pengenalan pada diri sendiri) dan meneladan kepada Kristus yang menjadi panutan.

Hidup dalam persekutuan seharusnya terwujud dalam suasana indah, membawa kedamaian, tanpa ada perselisihan dan perpecahan. Mengapa di tengah kehidupan Jemaat Korintus tidak terwujud persekutuan yang ideal?

 

Munculnya kelompok-kelompok di tengah kehidupan Jemaat Korintus bukan menunjukan situasi yang baik. Cara yang dilakukan dengan mononjolkan “tokoh idolanya” tidak menunjukkan cermin diri kehidupan gereja. Pengidolaan tokoh merupakan cermin ketidak dewasaan dalam hidup berjemaat yang seharusnya diantara mereka ada kesediaan untuk menerima baik Paulus maupun Apolos adalah orang yang diperkenankan Allah untuk melayani mereka. Sangat dimungkinkan satu persoalan besar dari jemaat di Korintus adalah usahanya untuk mengalami berkat Allah sementara tetap menolak untuk memisahkan dirinya dari cara-cara dunia yang jahat. Hal tersebut dimungkinkan karena para pemimpin gereja di Korintus mengizinkan orang yang mengaku diselamatkan bergabung dengan jemaat tanpa meninggalkan perbuatan jahat mereka. Persekutuan yang seharusnya baik, indah dan ideal disusupi perpecahan yang mementingkan diri, pengaruh filsafat dunia yang berkembang, iri hati dan pertengkaran (ay 3), kesombongan, percabulan, permasalahan yang tidak dirampungkan tuntas, penyembahan berhala dan lainnya. Rasul Paulus menegaskan bahwa kedagingan merupakan penyebab terjadinya perpecahan (3:1-4).

 

Melalui bacaan kita, Paulus melukiskan adanya empat jenis orang dalam kemanusiaannya; 

  1. manusia lahiriah, yaitu manusia yang tanpa Roh, yang memerlukan kelahiran baru (Yoh. 3:1-8). 
  2. manusia duniawi yang lemah (I Kor. 3:1), bayi di dalam Kristus, yang perlu bertumbuh melalui susu Firman.
  3. manusia duniawi yang bandel, yaitu orang Kristen yang lebih lama tetapi belum dewasa, yang memerlukan pemulihan kepada persekutuan. atau keadaan sehat yang memungkinkan menyerap gizi, melalui pengakuan dosa (bdg. I Yoh. 1:9).
  4. manusia rohani atau dewasa, yang telah menanggapi susu dan bertumbuh menjadi dewasa rohani sehingga kuat dan mampu menerima makanan keras dari Firman (I Kor. 2:15; 3:2).

Mengapa kedewasaan rohani seseorang itu penting dalam persekutuan?

 

Allah ingin semua orang Kristen menjadi manusia rohani dan dewasa. Bahwa Paulus menyamakan manusia dewasa dengan manusia rohani  tampak dari perbandingan 2:6 dengan 2:15  (bdg. 3:1; dia membedakan manusia ... Yang belum dewasa dengan manusia rohani). Dia juga mengemukakan bahwa hikmat Allah adalah untuk manusia rohani (2:15; 3:1). yang memiliki kemampuan tidak terbatas untuk menilai segala sesuatu. Analogi kehidupan jasmaniah dengan semua hal ini merupakan ilustrasi yang terbaik.

 

Alasan lain yang menyebabkan terjadinya perpecahan, adalah adanya salah pengertian tentang pelayanan Kristen.  Para pelayan itu sesungguhnya tidak lebih daripada hamba; sesungguhnya yang bekerja adalah Allah (3:5-9). Para hamba bertanggungjawab atas penggunaan bahan yang tepat ketika mereka membangun di dalam Bait Allah, yaitu Jemaat (3:9-17). Orang janganlah memegahkan diri atas seseorang semacam itu, sebab para pelayan Tuhan itu adalah milik semua orang percaya (3:18-23) dan mereka akan dihakimi oleh Allah sendiri (4:1-5).

 

Mengapa ada orang yang menyatakan diri sebagai pelayan (rekan sekerja Allah) namun menonjolkan diri dan merendahkan yang lain?

 

Paulus menanam dan Apolos menyiram, tetapi hanya Allah yang sanggup membuat benih bertumbuh. 8, 9. Di dalam melaksanakan tugas, Paulus dan Apolos itu satu, maksudnya: selaras. Sekalipun demikian, di dalam hal sukacita akan ada pembedaan. Kawan sekerja Allah bisa berarti bahwa mereka adalah sesama pekerja yang dimiliki oleh Allah, atau sesama pekerja dengan Allah. Konteksnya lebih menyokong pengertian yang pertama.

 

LAGU-LAGU YANG DIREKOMENDASIKAN

PKJ 237 KENAPA TIMBUL PERPECAHAN

Syair dan lagu: Pensilwally, 1998 do = f 4 ketuk

  1. Kenapa timbul perpecahan, terjadi pergolakan, tak ada kerukunan?

Sebabnya tak sejalan. Farisi hanya menggurui dan ingin dihormati.

P'rintahnya ditaati, tempatnya yang tertinggi.

Hanya satulah jalan dan hidup, kebenaran.

Yesus Anak Allah yang jadi Perantara;

Dialah Gembala, kitalah dombaNya.

 

     2.Tempuhlah hanya jalan Tuhan, penuh            dengan sengsara,

keringat dan ratapan di Via Dolorosa.

Berikan pula perhatian dan juga pengertian

terhadap lawan-lawan, mencapai perdamaian.

Yesus di salibkan dan mati, dikuburkan.

Yesus Anak Allah yang jadi manusia,

Dia mau berkorban untuk yang berdosa.

 

KJ 249 SERIKAT PERSAUDARAAN

Syair: Bewaart op aard den broederband, H. Hasper 1935,
terj. I.S. Kijne (1899-1970), berdasarkan Efesus 4:2-7 c S.G.L. NR 189
Lagu: Kitab Nyanyian Wurtemburg 1784
do = bes 4 ketuk

1. Serikat persaudaraan, berdirilah teguh!
Sempurnakan persatuan di dalam Tuhanmu.
Bersama-sama majulah, dikuatkan iman,
Berdamai, bersejahtera, dengan pengasihan.

 

2. Serikatmu tetap teguh diatas Alasan,
yaitu satu Tuhanmu, dan satulah iman,
dan satu juga baptisan dan Bapa satulah,
yang olehmu sekalian dipuji, disembah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3. Dan masing-masing kamu pun dib'ri anugerah,
supaya kamu bertekun dan rajin bekerja.
Hendaklah hatimu rendah, tahu: Tuhan berpesan
Jemaat menurut firmanNya berkasih-kasihan.

 

NKB 191 – Dalam Roh Yesus Kristus

Syair dan lagu: They’ll Know We Are Christians by Our Love / We Are One in the Spirit; Peter Scholtes,
Terjemahan: H. A. Pandopo,
Hak Cipta: F. E. L. Publication

  1. Dalam Roh Yesus Kristus kita satu tetap,
    dalam Roh Yesus Kristus kita satu tetap,
    mendoakan semua jadi satu kelak.

           Refrein:
Biar dunia tahu bahwa kita muridNya
dalam kasih tubuh Kristus yang esa.

 

  1. Kita jalan bersama bergandengan erat,
    kita jalan bersama bergandengan erat,
    menyiarkan berita bahwa Tuhan dekat.
  2. Kita bahu-membahu melayani terus,
    kita bahu-membahu melayani terus,
    kita saling membela dalam kasih kudus.
  3. Puji Bapa sorgawi, Pemberi kurnia!
      Puji Bapa sorgawi, Pemberi kurnia!
      Puji Roh, Pemersatu dalam kasih baka!