BAHAN PEMAHAMAN ALKITAB WILAYAH - APRIL 2018


Tema : MENDENGAR dan MENDENGARKAN

PENGANTAR

Injil Matius sama seperti Injil-Injil lainnya, berisi tentang hidup dan ajaran-ajaran Tuhan Yesus. Injil yang juga berbicara tentang apa artinya menjadi umat Allah dan hidup yang sesuai dengan kehendak Allah. Dalam bagian pasal 5- 7 Injil Matius, Yesus mengajarkan tentang hal-hal praktis, seperti hal berdoa, hal berpuasa, hal mengumpulkan harta, hal kekuatiran dan hal praktis lainnya; termasuk hal mendengarkan Firman Tuhan. Ketika Tuhan menciptakan dua  telinga dan satu mulut bagi manusia tentunya bukan tanpa tujuan. Tujuan Tuhan adalah supaya kita lebih banyak mendengarkan daripada berkata-kata. Firman Tuhan menasihatkan,  "Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata,..."  (Yakobus 1: 19).  Tuhan menghendaki kita banyak mendengarkan, terutama dalam hal mendengarkan firman, sebab  "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."  (Roma 10: 17). 

Bagian Injil Matius 7: 24- 27 yang menjadi bahan PA kita saat ini merupakan hal yang sangat penting untuk kita perhatikan terkait dengan mendengarkan Firman Tuhan. Sering membaca Firman Tuhan itu baik, tapi tidak cukup. Tuhan Yesus mengingatkan kita bahwa kalau hanya membaca Firman Tuhan dan tidak melakukannya, sama saja hanya mendengar tetapi tidak mendengarkan.  Bahkan Tuhan sangat keras menyebutkannya sebagai orang yang bodoh dan bukan orang yang bijaksana. Ada banyak di antara kita yang sejak lahir sudah dengan setia beribadah ke Gereja, rajin mendengar kotbah, kerap mengunjungi kebaktian-kebaktian kebangunan rohani, membaca buku-buku rohani, namun ternyata masih belum menunjukkan pribadi yang sesuai dengan apa yang telah bertahun-tahun mereka pelajari dan dengar. Banyak orang Kristen yang kurang memperhatikan dengan sungguh-sungguh ketika mereka sedang mendengarkan firman Tuhan.  Secara fisik mereka berada di dalam gereja, tapi telinga tidak sepenuhnya diarahkan pada firman.  Sementara seorang pengkotbah menyampaikan firman Tuhan, ada yang justru tertidur pulas, asyik dengan gadget, atau memikirkan hal-hal lain di luar ibadah.  Terhadap berita-berita yang negatif, gosip tentang kejelekan orang lain dan sebagainya, kita memasang telinga lebar-lebar. Itu hanya sebagian contoh saja yang menurut tema PA kita saat ini, kita hanya mendengar saja, belum mendengarkan.

Perumpamaan singkat mengenai "Dua Macam Dasar" yang diajarkan oleh Tuhan Yesus menggambarkan tentang hal ini dengan jelas. "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." (Matius 7: 24- 27). Kita lihat kedua orang yang membangun rumah ini adalah orang yang sama-sama mendengar perkataan Yesus. Artinya keduanya adalah orang yang sudah menerima Yesus. Tapi ada perbedaan nyata di antara keduanya. Keduanya sama-sama mendengar, namun hanya satu yang mempraktekkannya dalam hidup, sementara yang satu berhenti pada mendengar saja. Akibatnya, ketika hujan dan banjir masalah datang, si orang bijaksana yang melakukan apa yang telah ia dengar tidak tergoncang dan tidak rubuh karena didirikan di atas batu yang kokoh. Sedangkan orang yang bodoh, yang mendirikan kehidupannya di atas pasir, hidupnya akan rubuh dan porak poranda. 

Perumpamaan sederhana yang sangat singkat ini merupakan penutup dari rangkaian kotbah Yesus di atas bukit. Memang singkat, namun maknanya sungguh dalam sehingga patut kita cermati baik-baik dalam proses perjalanan kehidupan kita di dunia ini. Tuhan Yesus mengingatkan bahwa apa yang telah Dia katakan, Dia ajarkan, Dia Firmankan hendaklah tidak berhenti hanya pada sebatas didengarkan saja, melainkan harus dilanjutkan dengan melakukannya, mempraktekkannya dalam hidup sehari-hari. Dengan demikian kita bukan hanya mendengar melainkan mendengarkan. Bukan hanya pendengar tetapi pelaku Firman. Ketika kita membaca Alkitab, kita belajar lima tahap, yaitu: Membaca, merenungkan, mencatat, mengingat dan melakukan. Dengan melakukan Firman Tuhan, kita dapat menyikapi apapun yang terjadi dalam hidup ini sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita menjadi orang yang semakin teguh dalam iman kepada Tuhan dan tidak mudah goyah. Orang yang Tuhan sebut sebagai orang yang bijaksana bukan orang yang bodoh. Kita mau pilih yang mana? 

PANDUAN DISKUSI

  1. Bagaimana dengan kita? Berkaca diri pada pengajaran Tuhan Yesus dalam Injil Matius 7: 24- 27, apakah kita termasuk orang yang bijaksana atau orang yang bodoh?
  2. Sharingkan pengalaman hidup kita masing-masing terkait dengan mendengar dan mendengakan Firman Tuhan?
  3. Apa yang kita rasakan ketika kita mendengarkan Firman Tuhan?
  4. Bagikan Firman Tuhan yang menguatkan kita dalam menyikapi kehidupan yang Tuhan percayakan!
  5. Apa yang menjadi komitmen kita dalam mendengarkan Firman Tuhan?

Referensi ayat-ayat:  Yesaya 42: 20 dan Yakobus 1: 22- 25

LAGU PUJIAN

NKB. 116 : 1,3 "Siapa Yang Berpegang"

Siapa yang berpegang pada sabda Tuhan
dan setia mematuhinya,
hidupnya mulia dalam cah’ya baka
bersekutu dengan Tuhannya.

Refr.
Percayalah dan pegang sabdaNya:
hidupmu dalam Yesus sungguh bahagia!

Bila kita sedih, hidup kita pedih,
Tuhan mau berperan dalamnya;
Ia s?lalu dekat dan menjamin berkat
bagi yang berpegang padaNya.

"Kusiapkan Hatiku Tuhan"

Kusiapkan hatiku Tuhan
tuk dengar firman-Mu saat ini
Ku sujud menyembah-Mu Tuhan,
masuk hadirat-Mu saat ini
Curahkan urapan-Mu Tuhan
bagi jemaat-Mu saat ini
Kusiapkan hatiku Tuhan
tuk dengar firman-Mu< /p>

Firman-Mu Tuhan tiada berubah
Dahulu sekarang selama-lamanya tiada berubah
Firman-Mu Tuhan Penolong hidupku
Kusiapkan hatiku Tuhan tuk dengar firman-Mu